
Perang Dagang & Konflik Politik Bikin IHSG Makin Meradang
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 May 2019 09:49

Kinerja rupiah yang masih loyo juga membebani langkah IHSG. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.330/dolar AS. Perang dagang AS-China yang kian panas membuat dolar AS selaku safe haven menjadi buruan investor.
Lebih lanjut, kinerja rupiah juga dibebani oleh rilis data cadangan devisa. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa cadangan devisa per bulan April berada di angka US$ 124,3 miliar, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 124,5 miliar. Tekanan terhadap cadangan devisa berarti BI memiliki amunisi yang lebih sedikit dalam menetralisir pelemahan rupiah.
Sejak perdagangan pertama selepas pilpres hingga hari ini, rupiah sudah melemah 1,78% di pasar spot melawan dolar AS. Dalam 14 hari perdagangan selepas pilpres, rupiah hanya bisa menguat sebanyak 2 kali, sementara sisanya melemah atau stagnan.
Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat investor asing kembali melepas saham-saham di tanah air. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 193,7 miliar di pasar reguler. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi jual bersih yang kelima secara beruntun.
Kala rupiah terus saja gagal menguat bahkan cenderung melemah, tentu investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di bursa saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing di pasar reguler pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 72,4 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 18,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 15,1 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 14,3 miliar), dan PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 13,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Lebih lanjut, kinerja rupiah juga dibebani oleh rilis data cadangan devisa. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa cadangan devisa per bulan April berada di angka US$ 124,3 miliar, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 124,5 miliar. Tekanan terhadap cadangan devisa berarti BI memiliki amunisi yang lebih sedikit dalam menetralisir pelemahan rupiah.
Sejak perdagangan pertama selepas pilpres hingga hari ini, rupiah sudah melemah 1,78% di pasar spot melawan dolar AS. Dalam 14 hari perdagangan selepas pilpres, rupiah hanya bisa menguat sebanyak 2 kali, sementara sisanya melemah atau stagnan.
Kala rupiah terus saja gagal menguat bahkan cenderung melemah, tentu investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di bursa saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing di pasar reguler pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 72,4 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 18,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 15,1 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 14,3 miliar), dan PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 13,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Next Page
Konflik Pasca-Pilpres
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular