Investor Galau, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 May 2019 08:34
Investor Galau, Rupiah Terlemah Kedua di Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Dolar AS pun lagi-lagi menembus Rp 14.300. 

Pada Kamis (9/5/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.295 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah kian dalam. Pada pukul 08:20 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.310 di mana rupiah melemah 0,14%. 


Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,11%. Padahal sehari sebelumnya rupiah baru saja menguat setelah 10 hari tidak pernah merasakan zona hijau. Eh, sekarang rupiah melemah lagi. 



Baca:
'Bulan Madu' Rupiah Cuma Sehari, Terganggu Ribut Politik?

Pagi ini mata uang utama Asia masih bergerak variatif di hadapan dolar AS. Rupiah tidak melemah sendirian, ditemani oleh won Korea Selatan, ringgit Malaysia, dolar Singapura, dan yuan China.  

Namun depresiasi 0,14% sudah cukup membuat rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Asia. Rupiah hanya lebih baik dari won.. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS mata uang utama Asia pada pukul 08:20 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepertinya sentimen eksternal mewarnai gerak rupiah dkk di Asia hari ini. Sentimen itu adalah risiko perang dagang AS-China yang kemungkinan berkobar lagi pekan depan. 

Kantor Perwakilan Dagang AS resmi merilis pernyataan bahwa Washington akan menaikkan tarif bea masuk bagi impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Kebijakan tersebut berlaku mulai 10 Mei. Produk-produk yang bakal terkena kenaikan bea masuk antara lain modem dan router internet, papan sirkuit, pengisap debu, sampai furnitur. 


"Wakil Perdana Menteri China akan datang untuk mengupayakan kesepakatan. Kita lihat saja nanti, tetapi saya sangat senang dengan pemberlakuan bea masuk bagi lebih dari US$ 100 miliar impor China," cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter. 

China pun tidak tinggal diam. Kementerian Perdagangan China melalui siaran tertulis mengumumkan Beijing akan menerapkan kebijakan serupa jika AS menaikkan bea masuk. 

"Kami akan mengambil kebijakan pembalasan jika AS memutuskan untuk menaikkan bea masuk pada 10 Mei. Kami sangat menyesalkan keputusan AS, karena friksi dagang tidak menguntungkan kedua negara dan seluruh dunia," tulis pernyataan itu, mengutip Reuters. 

Kini kuncinya ada di pertemuan Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di Washington pada Kamis-Jumat waktu setempat. Jika pertemuan ini gagal mencapai kata sepakat, maka perang tarif bea masuk dipastikan bakal terjadi.  

Apa artinya? Api perang dagang AS-China berkobar lagi. 

Baca:
Jangan Sampai Perang Dagang Seperti Thanos, Inevitable

Sembari menunggu kabar dari Washington, tampaknya investor memilih wait and see. Pelaku pasar benar-benar menjauh dulu, bahkan dolar AS pun tidak menjadi pilihan. 

Pada pukul 08:19 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,03%. Rasanya investor memang sedang bimbang, belum menentukan ke mana dana akan ditempatkan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular