Makin Panas! AS Resmi Naikkan Lagi Tarif Impor China Jadi 25%
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
08 May 2019 21:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan AS di bawah kendali Donald Trump tak main-main melawan pemerintahan China dalam hal perdagangan.
AS kembali menaikkan tarif impor barang China dari 10% menjadi 25%.
Breaking News Reuters, Rabu (8/5/2019) menyebutkan kenaikan tarif tersebut setara dengan US$ 200 miliar impor barang China.
"Tarif impor ini naik 25% berlaku 10 Mei 2019," demikian keterangan US Trade Representative, Rabu Malam (8/5/2019).
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu (5/5/2019) sempat mengancam bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar akan naik menjadi 25% Jumat mendatang. Tak sampai Jumat, ternyata per Rabu malam waktu Indonesia atau Selasa Pagi waktu AS sudah direalisasikan.
Hal ini ia sampaikan meskipun pemerintahannya selama beberapa pekan terakhir mengatakan perundingan dagang dengan China berlangsung lancar.
Bea masuk terhadap produk-produk tersebut saat ini dikenakan sebesar 10%. Trump awalnya mengancam akan menaikkan bea impor tersebut awal tahun ini namun memutuskan menundanya setelah China dan AS sepakat untuk melakukan negosiasi dagang.
Ia mengatakan perundingan dagang dengan China masih berlanjut namun sangat lamban karena Negeri Tirai Bambu itu masih mencoba untuk menegosiasikan beberapa hal kembali.
Impor barang AS dari China bernilai total US$539,5 miliar sementara defisit perdagangan tercatat US$ 419,2 miliar di 2018, menurut data Kantor Perwakilan Dagang. Bila Trump benar-benar melaksanakan ancamannya, berarti seluruh impor dari China akan dikenakan bea masuk.
Jumat pekan lalu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada CNBC bahwa Trump masih berharap dapat menyepakati perjanjian dagang dengan China.
China diketahui tengah mempersiapkan bea masuk balasan yang akan dikenakan terhadap produk impor asal AS jika pemerintahan Presiden Donald Trump jadi mengeksekusi rencananya, seperti dilansir dari Bloomberg.
China akan mengenakan bea masuk balasan tersebut dalam selang satu menit pasca-AS memberlakukan bea masuknya, menurut sumber yang tak ingin disebutkan namanya tersebut.
Belum tereskalasi saja, perang dagang sudah begitu menyakiti perekonomian China. Pada hari ini, ekspor periode April diumumkan terkontraksi sebesar 2,7% secara tahunan, jauh lebih buruk dari konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,3%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Jika perang dagang benar tereskalasi nantinya, tentu tekanan terhadap perekonomian China akan menjadi semakin besar.
(dru) Next Article AS Tunda Pengenaan Tarif Produk China Senilai US$ 200 M
AS kembali menaikkan tarif impor barang China dari 10% menjadi 25%.
Breaking News Reuters, Rabu (8/5/2019) menyebutkan kenaikan tarif tersebut setara dengan US$ 200 miliar impor barang China.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu (5/5/2019) sempat mengancam bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar akan naik menjadi 25% Jumat mendatang. Tak sampai Jumat, ternyata per Rabu malam waktu Indonesia atau Selasa Pagi waktu AS sudah direalisasikan.
Hal ini ia sampaikan meskipun pemerintahannya selama beberapa pekan terakhir mengatakan perundingan dagang dengan China berlangsung lancar.
Bea masuk terhadap produk-produk tersebut saat ini dikenakan sebesar 10%. Trump awalnya mengancam akan menaikkan bea impor tersebut awal tahun ini namun memutuskan menundanya setelah China dan AS sepakat untuk melakukan negosiasi dagang.
Ia mengatakan perundingan dagang dengan China masih berlanjut namun sangat lamban karena Negeri Tirai Bambu itu masih mencoba untuk menegosiasikan beberapa hal kembali.
Impor barang AS dari China bernilai total US$539,5 miliar sementara defisit perdagangan tercatat US$ 419,2 miliar di 2018, menurut data Kantor Perwakilan Dagang. Bila Trump benar-benar melaksanakan ancamannya, berarti seluruh impor dari China akan dikenakan bea masuk.
Jumat pekan lalu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada CNBC bahwa Trump masih berharap dapat menyepakati perjanjian dagang dengan China.
China diketahui tengah mempersiapkan bea masuk balasan yang akan dikenakan terhadap produk impor asal AS jika pemerintahan Presiden Donald Trump jadi mengeksekusi rencananya, seperti dilansir dari Bloomberg.
China akan mengenakan bea masuk balasan tersebut dalam selang satu menit pasca-AS memberlakukan bea masuknya, menurut sumber yang tak ingin disebutkan namanya tersebut.
Belum tereskalasi saja, perang dagang sudah begitu menyakiti perekonomian China. Pada hari ini, ekspor periode April diumumkan terkontraksi sebesar 2,7% secara tahunan, jauh lebih buruk dari konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,3%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Jika perang dagang benar tereskalasi nantinya, tentu tekanan terhadap perekonomian China akan menjadi semakin besar.
(dru) Next Article AS Tunda Pengenaan Tarif Produk China Senilai US$ 200 M
Most Popular