
Laba Toyota Anjlok 24% Padahal Penjualan Naik, Kok Bisa?
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
08 May 2019 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pabrikan mobil asal Jepang, Toyota, mengumumkan bahwa laba bersihnya anjlok hingga seperempatnya meskipun penjualan meroket.
Pabrikan sedan Camry dan mobil hybrid Prius itu melaporkan laba bersih sebesar 1,88 triliun yen (Rp 244,7 triliun) untuk periode satu tahun fiskalnya yang berakhir pada Maret tahun ini atau turun 24,5$ dibandingkan setahun sebelumnya.
Toyota mencatatkan kinerja terbaik sepanjang sejarah di tahun fiskal sebelumnya.
Namun, perusahaan masih optimistis bahwa laba bersih masih akan mampu naik 19,5% di tahun ini menjadi 2,25 triliun yen, dilansir dari AFP.
Anjloknya laba bersih Toyota disebabkan oleh kerugian investasi portofolio yang mencapai 294 miliar yen.
Di saat yang sama, penjualan meningkat 2,9% ke posisi rekor tertinggi 30,23 triliun yen untuk sepanjang tahun yang berakhir Maret lalu. Laba operasional tercatat 2,47 triliun yen atau naik 2,8% secara tahunan.
Pabrikan asal Jepang itu telah menikmati masa kejayaannya dalam beberapa tahun terakhir saat pasar Amerika Utara secara stabil pulih dari krisis keuangan di akhir 2000an. Pasar China juga telah tumbuh menjadi sasaran yang sangat besar, kata analis di TIW, Satoru Takada.
"Namun, proyeksi untuk kedua pasar terbesar ini suram saat biaya material meningkat," ujarnya.
(prm) Next Article Mobil Toyota Paling Laris 2019, Daihatsu-Mitsubishi Mengekor
Pabrikan sedan Camry dan mobil hybrid Prius itu melaporkan laba bersih sebesar 1,88 triliun yen (Rp 244,7 triliun) untuk periode satu tahun fiskalnya yang berakhir pada Maret tahun ini atau turun 24,5$ dibandingkan setahun sebelumnya.
![]() |
Toyota mencatatkan kinerja terbaik sepanjang sejarah di tahun fiskal sebelumnya.
Anjloknya laba bersih Toyota disebabkan oleh kerugian investasi portofolio yang mencapai 294 miliar yen.
Di saat yang sama, penjualan meningkat 2,9% ke posisi rekor tertinggi 30,23 triliun yen untuk sepanjang tahun yang berakhir Maret lalu. Laba operasional tercatat 2,47 triliun yen atau naik 2,8% secara tahunan.
Pabrikan asal Jepang itu telah menikmati masa kejayaannya dalam beberapa tahun terakhir saat pasar Amerika Utara secara stabil pulih dari krisis keuangan di akhir 2000an. Pasar China juga telah tumbuh menjadi sasaran yang sangat besar, kata analis di TIW, Satoru Takada.
"Namun, proyeksi untuk kedua pasar terbesar ini suram saat biaya material meningkat," ujarnya.
(prm) Next Article Mobil Toyota Paling Laris 2019, Daihatsu-Mitsubishi Mengekor
Most Popular