Rupiah Akhirnya 'Berbuka' Setelah 10 Hari 'Puasa'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2019 16:49
Faktor Domestik Angkat Rupiah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan rupiah mampu berbalik arah. Pertama adalah, rupiah sudah terdepresiasi cukup lama.

Mata uang Tanah Air tidak pernah merasakan penguatan dalam 10 hari perdagangan terakhir. Dalam periode tersebut, rupiah anjlok sampai 1,78%.

Oleh karena itu, rupiah menyimpan energi untuk technical rebound. Rupiah yang sudah 'murah' membuatnya menarik di mata investor, sehingga menyebabkan aksi borong.

Sentimen kedua adalah rilis data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada Maret melesat 10,7% year-on-year (YoY). Ini merupakan pencapaian terbaik sejak Desember 2016.


Data ini memberi gambaran bahwa konsumsi rumah tangga masih kuat, bahkan semakin kuat. Pertumbuhan penjualan ritel sangat mungkin lebih tinggi lagi pada bulan-bulan selanjutnya, didorong oleh momentum Ramadan-Idul Fitri yang merupakan puncak konsumsi masyarakat.

Artinya, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bakal cerah. Sebab, konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Dua hal ini berhasil menutup sentimen eksternal yang sebenarnya masih negatif, yaitu risiko perang dagang AS-China. Jika rupiah masih menguat sampai penutupan pasar spot, maka penderitaan selama 10 hari akhirnya selesai juga...



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular