
Jelang Recording Date Dividen, Saham Bukit Asam Dibanting!
tahir saleh, CNBC Indonesia
07 May 2019 13:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) langsung amblas 7,92% pada perdagangan sesi I, Selasa (7/5/2019), bersamaan dengan sentimen rencana penjualan saham treasuri perseroan kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum.
Selain itu, koreksi dalam saham tambang baru bara ini juga bersamaan dengan periode recording date esok hari yakni Rabu 8 Mei untuk pembagian dividen. Recording date adalah tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Recording date ini biasanya jatuh pada tanggal cum date pasar tunai. Adapun cum date (cumulative date) adalah tanggal penentuan bagi para investor yang berhak mendapatkan dividen, sementara ex date adalah hari setelah cum date.
Data perdagangan menunjukkan, saham PTBA amblas 7,92% d level Rp 3.490/saham, dengan nilai transaksi Rp 87,81 miliar dengan volume perdagangan 24,85 juta saham.
Dalam sebulan terakhir, saham PTBA minus hingga 16,71% dan secara tahun berjalan atau year to date saham PTBA amblas 23,13%. Koreksi ini juga bersamaan dengan langkah investor asing yang keluar dari saham ini. Tercatat, hari ini asing net sell atau jual bersih
Rp 3,36 miliar dan year to date asing keluar hingga Rp 519,75 miliar di pasar reguler.
Manajemen PTBA pada Selasa (7/5/2019), membenarkan kabar perihal rencana melepas 5% saham treasuri (treasury stock) atau sebanyak 576,03 juta saham kepada Inalum, induk Holding BUMN Tambang, yang juga pemegang saham PTBA.
Saham treasuri itu memang akan jatuh tempo pada Mei 2019 atau jumlahnya setara dengan 5% saham, sementara pada Desember mendatang akan jatuh tempo sebanyak 73,95 juta atau 0,64% saham.
Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.
"Saya tidak bisa disclose [soal kapan dan harga], saat ini sedang dalam proses, paling lambat 2 minggu akan disampaikan," kata Mega Satria saat dihubungi CNBC Indonesia.
Namun, ia memberikan catatan, harga saham treasuri tidak akan berbeda dengan harga saham yang dilepas pada 2 April 2019 di mana perseroan sudah menjual 63,17 juta saham dengan harga rata-rata Rp 4.220/saham.
Jika transaksi ini berhasil dieksekusi dengan acuan sama dengan harga sebelumnya, artinya PTBA besar kemungkinan akan meraih dana segar sebesar Rp 2,4 triliun. Mega juga masih enggan membeberkan rencana penggunaan dana tersebut.
Sebelumnya pada 25 April lalu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bukit Asam menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 3,76 triliun. Jumlah ini setara 75% dari total laba bersih 2018 senilai Rp 5,02 triliun.
Hanya saja dalam keterbukaan informasi di BEI pada 2 Mei lalu, manajemen PTBA menegaskan pihaknya belum menyampaikan besaran pembagian dividen per saham sampai tanggal recording date yakni 8 Mei, setelah memperhitungkan saham treasuri yang dikuasai perseroan.
"Terkait pembagian dividen per saham di media massa, bukan merupakan pernyataan perseroan. Jika perseroan berhasil melepaskan saham perseroan (treasuri), maka akan berimplikasi pada jumlah saham perseroan yang beredar akan bertambah, sehingga RUPS belum memutuskan pembagian dividen per saham, guna menghindari permasalahan di kemudian hari," tulis manajemen PTBA di BEI.
Sebelum, usai RUPS 25 April, kepada wartawan, manajemen mengungkapkan jumlah dividen per saham yang akan diterima pemegang saham ialah Rp 326,37/saham, kendati dalam keterbukaan informasi di BEI pada 2 Mei tersebut menegaskan belum akan memutuskan hingga tanggal 8 Mei.
Jadwal pembagian dividen PTBA
Sumber: BEI, Britama
(tas) Next Article Inalum Tambah Kepemilikan Saham di PTBA Awal April
Selain itu, koreksi dalam saham tambang baru bara ini juga bersamaan dengan periode recording date esok hari yakni Rabu 8 Mei untuk pembagian dividen. Recording date adalah tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Recording date ini biasanya jatuh pada tanggal cum date pasar tunai. Adapun cum date (cumulative date) adalah tanggal penentuan bagi para investor yang berhak mendapatkan dividen, sementara ex date adalah hari setelah cum date.
Data perdagangan menunjukkan, saham PTBA amblas 7,92% d level Rp 3.490/saham, dengan nilai transaksi Rp 87,81 miliar dengan volume perdagangan 24,85 juta saham.
Dalam sebulan terakhir, saham PTBA minus hingga 16,71% dan secara tahun berjalan atau year to date saham PTBA amblas 23,13%. Koreksi ini juga bersamaan dengan langkah investor asing yang keluar dari saham ini. Tercatat, hari ini asing net sell atau jual bersih
Rp 3,36 miliar dan year to date asing keluar hingga Rp 519,75 miliar di pasar reguler.
Saham treasuri itu memang akan jatuh tempo pada Mei 2019 atau jumlahnya setara dengan 5% saham, sementara pada Desember mendatang akan jatuh tempo sebanyak 73,95 juta atau 0,64% saham.
Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.
"Saya tidak bisa disclose [soal kapan dan harga], saat ini sedang dalam proses, paling lambat 2 minggu akan disampaikan," kata Mega Satria saat dihubungi CNBC Indonesia.
Namun, ia memberikan catatan, harga saham treasuri tidak akan berbeda dengan harga saham yang dilepas pada 2 April 2019 di mana perseroan sudah menjual 63,17 juta saham dengan harga rata-rata Rp 4.220/saham.
Jika transaksi ini berhasil dieksekusi dengan acuan sama dengan harga sebelumnya, artinya PTBA besar kemungkinan akan meraih dana segar sebesar Rp 2,4 triliun. Mega juga masih enggan membeberkan rencana penggunaan dana tersebut.
Sebelumnya pada 25 April lalu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bukit Asam menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 3,76 triliun. Jumlah ini setara 75% dari total laba bersih 2018 senilai Rp 5,02 triliun.
Hanya saja dalam keterbukaan informasi di BEI pada 2 Mei lalu, manajemen PTBA menegaskan pihaknya belum menyampaikan besaran pembagian dividen per saham sampai tanggal recording date yakni 8 Mei, setelah memperhitungkan saham treasuri yang dikuasai perseroan.
"Terkait pembagian dividen per saham di media massa, bukan merupakan pernyataan perseroan. Jika perseroan berhasil melepaskan saham perseroan (treasuri), maka akan berimplikasi pada jumlah saham perseroan yang beredar akan bertambah, sehingga RUPS belum memutuskan pembagian dividen per saham, guna menghindari permasalahan di kemudian hari," tulis manajemen PTBA di BEI.
Sebelum, usai RUPS 25 April, kepada wartawan, manajemen mengungkapkan jumlah dividen per saham yang akan diterima pemegang saham ialah Rp 326,37/saham, kendati dalam keterbukaan informasi di BEI pada 2 Mei tersebut menegaskan belum akan memutuskan hingga tanggal 8 Mei.
Jadwal pembagian dividen PTBA
Cum dividen tunai pada Pasar Reguler dan Nego | 06 Mei 2019 |
Ex Cum dividen tunai pada Pasar Reguler dan Pasar Nego | 07 Mei 2019 |
Cum dividen tunai pada Pasar Tunai | 08 Mei 2019 |
Ex Cum dividen tunai pada Pasar Tunai | 09 Mei 2019 |
Daftar Pemegang Saham berhak atas dividen Tunai (Recording Date) | 08 Mei 2019 |
Tanggal Pembayaran | 29 Mei 2019 |
(tas) Next Article Inalum Tambah Kepemilikan Saham di PTBA Awal April
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular