Perhatian! Inalum Akan Beli Saham Treasuri Bukit Asam

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 May 2019 09:02
Bukit Asam harus menjual saham treasuri sebanyak 5% karena batas akhir pelepasan pada 23 Mei 2019.
Foto: RUPSLB PT Bukit Asam (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan, akan membeli saham treasuri (treasury stock) PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Bukit Asam harus menjual saham treasuri sebanyak 5% karena batas akhir pelepasan pada 23 Mei 2019.

CNBC Indonesia mendapatkan kabar ini dari sumber yang mengetahui rencana transaksi. Menurut sumber tersebut, transaksi akan dilaksanakan besok, Rabu (08/05/2018), bertepatan dengan recording date dividen PTBA.


Nilai transaksi atas pembelian mengacu pada penutupan harga pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019 jumlah saham treasuri mencapai 8,51% atau 980,28 juta saham treasuri PTBA ini. Pada 2 April 2019, perseroan sudah menjual 63,17 juta saham dengan harga rata-rata Rp 4.220/saham.

Setelah penjualan saham tersebut, maka jumlah saham treasuri yang tersisa tinggal 917,11 juta saham. Pelepasan saham treasuri ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan batas akhir pelepasan.

Namun untuk yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini, kemungkinan besar akan dieksekusi oleh Inalum karena nilai yang cukup besar.

Kelak, setelah transaksi ini selesai, Inalum akan menerima dividen yang akan dibagikan PTBA pada 29 Mei 2019.

Ini kemudian menimbulkan pertanyaan, mungkinkah Inalum bisa mendapatkan dividen karena cum date dividen jatuh pada Senin (06/05/2019). "Ini special case, karena membeli saham treasuri. Kemungkinan besar bisa. Settlement-nya bisa T+0," kata sumber tersebut.

Cum date (cumulative date) adalah tanggal penentuan bagi para investor yang berhak mendapatkan dividen, sementara ex date adalah hari setelah cum date.

Jika Inalum bisa mendapatkan dividen dari pembelian saham treasuri ini, maka jumlah saham pembagi atas laba bersih yang dialokasikan untuk dividen menjadi berbeda.

Ada saham baru dari treasuri yang akan dihitung menjadi pembagi, jika saham ini tak dilepas maka saham treasuri tak dihitung sebagai pembagi laba bersih untuk menentukan besaran dividen.

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PTBA pada 25 April 2019 diputuskan nilai dividen yang dibagikan sebesar Rp 3,76 triliun atau setara 75% laba bersih.

Dalam keterbukaan yang disampaikan perseroan pada 2 Mei 2019 perseroan belum menyebutkan nilai per saham yang akan dibagikan untuk setiap saham.

"Perseroan belum menyampaikan besaran pembagian dividen per lembar saham sampai dengan recording date yaitu 8 Meri 2019, setelah memperhitungkan saham treasuri yang dikuasai perseroan," jelas Pejabat Penganti Sementara (PGS) Sekretaris Perusahaan PTBA Hartono, dalam keterbukaan informasi, Kamis (02/05/2019).

Sebelumnya, manajemen Bukit Asam juga menegaskan akan melepas seluruh saham treasuri yang akan jatuh tempo pada Mei 2019.

Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria mengatakan perusahaan mempertimbangkan waktu yang tepat bagi perusahaan dan investor untuk melakukan pelepasan saham ini.

"Total nilai Rp 4 triliun jika dilepas semua, yang jelas kami jual bertahap. Di tahun ini kami memang akan jual cuma waktunya saja menunggu momentum yang tepat," kata Mega.

Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.

Saham treasuri PTBA ini merupakan hasil dari tiga kali pembelian kembali (buyback), pada 21 Mei-23 Mei 2013 sebanyak 576,03 juta unit atau 5% batas akhir pelepasan 23 Mei 2019.

Lalu pada 2 November-13 Desember 2013 sebanyak 73,96 juta saham atau 0,64% batas akhir pelepasan 13 Desember 2019. Terakhir pada 2 September-1 Desember 2015 sebanyak 330,29 juta atau 2,87% batas akhir pelepasan 1 Desember 2021.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin juga sudah mewacanakan penjualan saham treasuri tersebut kepada Inalum. "Dari treasury stock. Penawarannya nanti ke market ya tergantung nanti seperti apa," kata Arviyan kepada CNBC Indonesia, Minggu (31/3/2019).

Saat ini, Inalum memegang 65% saham PTBA sementara sisanya dimiliki oleh publik. Saham treasuri ini merupakan hasil beberapa kali buyback yang dilakukan perseroan saat harga saham perseroan tertekan.

Buyback terakhir dilakukan PTBA menjelang tutup tahun 2015. Saat itu, PTBA membeli 66,05 juta saham di pasar. Nilainya kala itu Rp 402,22 miliar. PTBA tidak melakukan buyback pada tahun-tahun berikutnya.

Lalu pada 2017 perusahaan melakukan pemecahan rasio saham atau stock split dengan rasio 1:5.

"Kita kan memang jual treasury stock dan Inalum melihat suatu peluang yang bagus untuk menambah kepemilikan saham di PTBA ditunjang oleh performance perusahaan yang baik serta rencana transformasi PTBA dengan membangun downstream industry," papar Arviyan.

Sebelumnya, Head of Corporate Communication Inalum Rendi Witular mengatakan penambahan jumlah kepemilikan dilakukan karena dividend payout PTBA besar. Saat ini, PTBA memberikan dividend payout sebesar 75% per tahun.

"PTBA akan mengadakan RUPS 25 April mendatang dan kami akan mengusulkan dividend payout yang sama dengan tahun kemarin sebesar 75% atau setara dengan Rp 3,6 triliun," ujar Rendi.


(hps/tas) Next Article Inalum Tambah Kepemilikan Saham di PTBA Awal April

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular