
Investor Was-was Damai Dagang, Harga Emas Berpotensi Menguat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
07 May 2019 09:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan Selasa pagi (7/5/2019). Potensi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang memanas terbukti masih mampu membuat minat investor terhadap emas meningkat.
Pada pukul 08:45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) terkoreksi tipis 0,09% ke level US$ 1.282,7/troy ounce, setelah naik 0,2% kemarin (6/5/2019).
Sedangkan harga emas di pasar spot naik 0,13% ke posisi US$ 1.281,71/troy ounce setelah ditutup menguat terbatas 0,09% kemarin.
Eskalasi perang dagang AS-China yang berpotensi terjadi membuat gairah investasi investor pada instrumen berisiko seperti pasar modal agak lesu.
Pada hari Minggu, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa peningkatan tarif masuk bagi produk-produk China yang senilai US$ 200 miliar menjadi 25% (dari yang semula 10%) akan berlaku pada hari Jumat mendatang (10/5/2019).
Padahal pada pekan lalu, sebuah kesepakatan dagang antara AS-China bisa segera diumumkan pada hari Jumat yang sama.
Wajar saja pelaku pasar menghindari aset-aset berisiko seperti saham dan beralih ke logam mulia. Pasalnya ketidakpastian merupakan musuh terbesar investor. Emas juga seringkali dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging) saat kondisi perekonomian global tengah tak pasti.
Namun setidaknya, pihak China masih berminat untuk melanjutkan negosiasi pekan ini di Washington.
"Kami sedang dalam proses untuk memahami situasi terkini. Apa yang bisa saya sampaikan adalah delegasi China sedang mempersiapkan diri untuk berkunjung ke AS. Hal yang terpenting adalah kami berharap AS bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif yang saling menguntungkan, kesepakatan yang win-win dan saling menghargai," papar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Masih ada secercah harapan damai dagang benar-benar terjadi. Setidaknya risiko perlambatan ekonomi global agak menipis, membuat penguatan harga emas agak terbatas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/tas) Next Article Meski Reli Akhir Tahun, Harga Emas Koreksi 2,34% pada 2018
Pada pukul 08:45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) terkoreksi tipis 0,09% ke level US$ 1.282,7/troy ounce, setelah naik 0,2% kemarin (6/5/2019).
Sedangkan harga emas di pasar spot naik 0,13% ke posisi US$ 1.281,71/troy ounce setelah ditutup menguat terbatas 0,09% kemarin.
Eskalasi perang dagang AS-China yang berpotensi terjadi membuat gairah investasi investor pada instrumen berisiko seperti pasar modal agak lesu.
Pada hari Minggu, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa peningkatan tarif masuk bagi produk-produk China yang senilai US$ 200 miliar menjadi 25% (dari yang semula 10%) akan berlaku pada hari Jumat mendatang (10/5/2019).
Padahal pada pekan lalu, sebuah kesepakatan dagang antara AS-China bisa segera diumumkan pada hari Jumat yang sama.
Wajar saja pelaku pasar menghindari aset-aset berisiko seperti saham dan beralih ke logam mulia. Pasalnya ketidakpastian merupakan musuh terbesar investor. Emas juga seringkali dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging) saat kondisi perekonomian global tengah tak pasti.
Namun setidaknya, pihak China masih berminat untuk melanjutkan negosiasi pekan ini di Washington.
"Kami sedang dalam proses untuk memahami situasi terkini. Apa yang bisa saya sampaikan adalah delegasi China sedang mempersiapkan diri untuk berkunjung ke AS. Hal yang terpenting adalah kami berharap AS bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif yang saling menguntungkan, kesepakatan yang win-win dan saling menghargai," papar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Masih ada secercah harapan damai dagang benar-benar terjadi. Setidaknya risiko perlambatan ekonomi global agak menipis, membuat penguatan harga emas agak terbatas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/tas) Next Article Meski Reli Akhir Tahun, Harga Emas Koreksi 2,34% pada 2018
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular