
Trump Sulut Perang Dagang Lagi, Straits Times Dibuka Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 May 2019 08:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali bergelora menyudutkan bursa saham acuan Singapura.
Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 1,86% ke level 3.329,32 poin. Jika kondisi ini berlanjut hingga akhir perdagangan, maka STI terkoreksi 4 hari berturut-turut.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 3 mencatatkan kenaikan harga, 25 saham melemah, dan 2 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
STI dibuka di zona merah pada awal perdagangan pekan ini karena besar kemungkinan perang dagang AS-China akan terekskalasi. Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (5/5/2010) melalui cuitan di akun Twitter-nya menyampaikan akan menaikkan bea masuk untuk produk impor China.
Trump akan menaikkan tarif barang dari 10% menjadi 25% untuk US$ 200 miliar berbagai produk impor China, pada Jumat mendatang. Dia juga mengatakan akan menargetkan tarif 25% untuk US$ 325 miliar produk impor China yang belum kena bea masuk.
Ancaman ini diberikan Trump karena perundingan dagang dengan Negeri Tirai Bambu berlangsung sangat lamban, bahkan pemerintah China masih mencoba menegosiasikan kembali beberapa hal.
"Bapak Presiden, saya rasa, hanya melontarkan peringatan. Anda tahu kami juga pernah menunda kenaikan bea masuk dari 10% menjadi 25% karena hasil dialog dagang yang positif. Namun memang itu tidak bisa bertahan selamanya, apalagi kalau negosiasi dagang tidak berjalan baik," tutur Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Dikarenakan aksi Trump tersebut perwakilan dagang China mempertimbangkan rencana kunjungan mereka ke Washington pekan ini, dilansir dari Wall Street Journal.
Sentimen tersebut berhasil membayangi sentimen domestik yang positif.
Angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Singapura versi Nikkei pada April tercatat 53,3. Lebih tinggi dibanding perolehan Maret sebesar 51,8 dan menandakan pertumbuhan positif 2 bulan berturut dilansir Trading Economics.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Beri Angin Segar, Straits Times Bergerak Positif
Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 1,86% ke level 3.329,32 poin. Jika kondisi ini berlanjut hingga akhir perdagangan, maka STI terkoreksi 4 hari berturut-turut.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 3 mencatatkan kenaikan harga, 25 saham melemah, dan 2 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Trump akan menaikkan tarif barang dari 10% menjadi 25% untuk US$ 200 miliar berbagai produk impor China, pada Jumat mendatang. Dia juga mengatakan akan menargetkan tarif 25% untuk US$ 325 miliar produk impor China yang belum kena bea masuk.
Ancaman ini diberikan Trump karena perundingan dagang dengan Negeri Tirai Bambu berlangsung sangat lamban, bahkan pemerintah China masih mencoba menegosiasikan kembali beberapa hal.
"Bapak Presiden, saya rasa, hanya melontarkan peringatan. Anda tahu kami juga pernah menunda kenaikan bea masuk dari 10% menjadi 25% karena hasil dialog dagang yang positif. Namun memang itu tidak bisa bertahan selamanya, apalagi kalau negosiasi dagang tidak berjalan baik," tutur Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Dikarenakan aksi Trump tersebut perwakilan dagang China mempertimbangkan rencana kunjungan mereka ke Washington pekan ini, dilansir dari Wall Street Journal.
Sentimen tersebut berhasil membayangi sentimen domestik yang positif.
Angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Singapura versi Nikkei pada April tercatat 53,3. Lebih tinggi dibanding perolehan Maret sebesar 51,8 dan menandakan pertumbuhan positif 2 bulan berturut dilansir Trading Economics.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Beri Angin Segar, Straits Times Bergerak Positif
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular