
Catat! Berikut 5 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 May 2019 21:14

Pada hari Selasa (30/4/2019), delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing. Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Selepas pertemuan berlangsung, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat pekan depan (10/5/2019).
Namun, nampaknya kesepakatan dagang AS-China belum pasti bisa diteken. Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping baru akan memutuskan selepas negosiasi dagang pekan depan di Washington terkait apakah keduanya akan bertemu untuk menyegel kesepakatan dagang.
Pernyataan bernada defensif pun dilontarkan oleh Trump sendiri. Pada hari Jumat (3/5/2019) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa AS akan baik-baik saja walau tanpa kesepakatan dagang dengan China.
“Dan jika itu tidak terjadi (kesepakatan dagang), kami akan baik-baik saja. Mungkin lebih baik,” kata Trump di Gedung Putih pada hari Jumat.
Jika perang dagang AS-China pada akhirnya tak bisa diteken, balas-membalas bea masuk antar kedua negara bisa semakin terekskalasi dan semakin menyakiti laju perekonomian masing-masing. Hal ini berpotensi memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham Asia.
AS-Korea Utara Panas Lagi?
Korea Utara diketahui meluncurkan beberapa proyektil jarak pendek dari Pantai Timur pada hari Sabtu (4/5/2019). Uji coba pada Sabtu ini adalah yang kedua pasca pembicaraan antara Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan.
Sejumlah analis menilai bahwa Korea Utara tengah meningkatkan tekanan terhadap Amerika Serikat (AS) setelah keduanya gagal bersepakat soal masalah denuklirisasi dalam pertemuan yang digelar di Hanoi, Vietnam.
Gedung Putih melalui juru bicara Sarah Sanders sudah mengeluarkan tanggapannya terkait masalah ini. "Kami menyadari tindakan Korut malam ini. Kami akan terus memantau seperlunya," katanya pada hari Sabtu (4/5/2019) waktu setempat.
Jika situasi antar kedua negara memanas seperti yang terjadi sebelum pertemuan pertama antara Trump dan Kim di Singapura pada tahun 2018, aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham Asia bisa terjadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Selepas pertemuan berlangsung, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat pekan depan (10/5/2019).
Namun, nampaknya kesepakatan dagang AS-China belum pasti bisa diteken. Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping baru akan memutuskan selepas negosiasi dagang pekan depan di Washington terkait apakah keduanya akan bertemu untuk menyegel kesepakatan dagang.
“Dan jika itu tidak terjadi (kesepakatan dagang), kami akan baik-baik saja. Mungkin lebih baik,” kata Trump di Gedung Putih pada hari Jumat.
Jika perang dagang AS-China pada akhirnya tak bisa diteken, balas-membalas bea masuk antar kedua negara bisa semakin terekskalasi dan semakin menyakiti laju perekonomian masing-masing. Hal ini berpotensi memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham Asia.
AS-Korea Utara Panas Lagi?
Korea Utara diketahui meluncurkan beberapa proyektil jarak pendek dari Pantai Timur pada hari Sabtu (4/5/2019). Uji coba pada Sabtu ini adalah yang kedua pasca pembicaraan antara Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan.
Sejumlah analis menilai bahwa Korea Utara tengah meningkatkan tekanan terhadap Amerika Serikat (AS) setelah keduanya gagal bersepakat soal masalah denuklirisasi dalam pertemuan yang digelar di Hanoi, Vietnam.
Gedung Putih melalui juru bicara Sarah Sanders sudah mengeluarkan tanggapannya terkait masalah ini. "Kami menyadari tindakan Korut malam ini. Kami akan terus memantau seperlunya," katanya pada hari Sabtu (4/5/2019) waktu setempat.
Jika situasi antar kedua negara memanas seperti yang terjadi sebelum pertemuan pertama antara Trump dan Kim di Singapura pada tahun 2018, aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham Asia bisa terjadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Most Popular