
Data Tenaga Kerja AS Impresif, Kok Dolar Malah Melemah?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 May 2019 21:07

Jakarta, CNBC Indoensia - Penguatan indeks dolar terpangkas di awal perdagangan sesi Amerika Serikat (AS). Hal tersebut terjadi justru setelah rilis data tenaga kerja yang impresif.
Indeks dolar sempat menguat ke kisaran 98,10, tetapi kemudian terpangkas dan berada di kisaran 97,86 (+0,03%) pada pukul 20:39 WIB, mengutip kuotasi Refinitiv.
Departemen Perdagangan AS melaporkan tingkat pengangguran di bulan April turun ke level terendah sejak Desember 1969 atau hampir setengah abad terakhir.
Selain itu, penambahan pekerja di luar sektor pertanian atau terkenal dengan istilah non-farm payroll sebanyak 263.000 orang jauh lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebanyak 181.000, maupun prediksi Wall Street 190.000.
Data-data ini tentunya bisa menjadi momentum berlanjutnya penguatan indeks dolar, tetapi kenapa malah terkoreksi?
Kemungkinan hal tersebut terjadi akibat kenaikan rata-rata gaji per jam yang masih di bawah prediksi. Secara bulanan, rata-rata gaji per jam di AS naik 0,2% di bulan April lebih rendah dari prediksi sebesar 0,3%. Sementara secara tahunan naik 3,2% juga lebih rendah dari prediksi 3,3%
Satu hal lagi yang bisa menjadi penyebab indeks dolar kehilangan momentum adalah naiknya risk appetite atau sentimen terhadap risiko pelaku pasar.
Dengan data-data ekonomi dari berbagai negara di pekan ini, termasuk data PDB zona euro yang lebih tinggi dari prediksi, kecemasan akan pelambatan ekonomi di Eropa dan di AS mulai mereda, membuat pelaku pasar masuk ke aset-aset berisiko, seperti bursa saham.
Terpantau bursa saham Eropa langsung melesat ke level tertinggi harian pasca rilis tenaga kerja AS, begitu juga dengan bursa saham AS yang langsung melesat saat perdagangan dibuka.
Mengutip CNBC International, indeks FTSE Inggris menguat 0,88%, DAX Jerman dan CAC Prancis masing-masing naik 0,44% dan 0,34%. Dari AS, indeks Dow Jones langsung melesat 150 poin begitu perdagangan dibuka, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,7% dan 0,46%.
Dolar AS merupakan salah satu aset yang dianggap safe haven, sehingga penguatan bursa bisa mengurangi daya tarik Mata Uang Paman Sam ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Indeks dolar sempat menguat ke kisaran 98,10, tetapi kemudian terpangkas dan berada di kisaran 97,86 (+0,03%) pada pukul 20:39 WIB, mengutip kuotasi Refinitiv.
Departemen Perdagangan AS melaporkan tingkat pengangguran di bulan April turun ke level terendah sejak Desember 1969 atau hampir setengah abad terakhir.
![]() Sumber: Bureau of Labor Statistics, CNBC International |
Selain itu, penambahan pekerja di luar sektor pertanian atau terkenal dengan istilah non-farm payroll sebanyak 263.000 orang jauh lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebanyak 181.000, maupun prediksi Wall Street 190.000.
Data-data ini tentunya bisa menjadi momentum berlanjutnya penguatan indeks dolar, tetapi kenapa malah terkoreksi?
Kemungkinan hal tersebut terjadi akibat kenaikan rata-rata gaji per jam yang masih di bawah prediksi. Secara bulanan, rata-rata gaji per jam di AS naik 0,2% di bulan April lebih rendah dari prediksi sebesar 0,3%. Sementara secara tahunan naik 3,2% juga lebih rendah dari prediksi 3,3%
Satu hal lagi yang bisa menjadi penyebab indeks dolar kehilangan momentum adalah naiknya risk appetite atau sentimen terhadap risiko pelaku pasar.
Dengan data-data ekonomi dari berbagai negara di pekan ini, termasuk data PDB zona euro yang lebih tinggi dari prediksi, kecemasan akan pelambatan ekonomi di Eropa dan di AS mulai mereda, membuat pelaku pasar masuk ke aset-aset berisiko, seperti bursa saham.
Terpantau bursa saham Eropa langsung melesat ke level tertinggi harian pasca rilis tenaga kerja AS, begitu juga dengan bursa saham AS yang langsung melesat saat perdagangan dibuka.
Mengutip CNBC International, indeks FTSE Inggris menguat 0,88%, DAX Jerman dan CAC Prancis masing-masing naik 0,44% dan 0,34%. Dari AS, indeks Dow Jones langsung melesat 150 poin begitu perdagangan dibuka, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,7% dan 0,46%.
Dolar AS merupakan salah satu aset yang dianggap safe haven, sehingga penguatan bursa bisa mengurangi daya tarik Mata Uang Paman Sam ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Most Popular