
Jelang Rilis Data Super Penting, Wall Street Akan Menguat
Anthony Kevin & dob, CNBC Indonesia
03 May 2019 20:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 33 poin, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 6 dan 33 poin.
Koreksi yang sudah melanda Wall Street dalam 2 hari perdagangan terakhir membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi beli.
Namun, perdagangan hari ini dipastikan tak akan berlangsung mudah. Pada hari ini, ada rilis data ekonomi yang kalau hasilnya mengalahkan ekspektasi, pelaku pasar justru bisa dibuat yakin bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan mengerek tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Pada pukul 19:30 WIB, angka penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi resmi pemerintah AS akan diumumkan. Melansir Trading Economics, konsensus untuk data ini berada di angka 185.000. Bersamaan dengan rilis angka penciptaan lapangan kerja, angka tingkat pengangguran per akhir Maret 2019 juga akan dirilis.
Sebagai informasi, dalam pengambilan keputusannya The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja. Nah, jika data tenaga kerja yang akan dirilis pada malam hari ini mampu mengalahkan ekspektasi, Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega bisa terdorong untuk mengubah stance-nya, dari yang saat ini cenderung mempertahankan suku bunga acuan menjadi mengerek naik.
Padahal di tengah berbagai risiko yang menyelimuti perekonomian dunia seperti perang dagang AS-China, perang dagang AS-Uni Eropa, dan Brexit, pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang diidam-idamkan pelaku pasar.
Berbicara mengenai inflasi, The Fed menggunakan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index sebagai ukurannya. Target jangka panjang untuk inflasi adalah 2%. Per Maret 2019, pertumbuhan Core PCE Price Index baru sebesar 1,6%, masih cukup jauh di bawah target The Fed.
Namun, kuatnya angka tenaga kerja akan menimbulkan ekspektasi bahwa inflasi akan terkerek di masa depan, sehingga normalisasi oleh The Fed menjadi hal yang mungkin untuk dilakukan.
Pada hari ini, pelaku pasar juga akan mencermati pernyataan dari Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida yang dijadwalkan berbicara pada pukul 22:30 WIB di Stanford University, California, AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Wall Street Menguat Setelah 3 Hari Jeblok, tapi PHP Gak Nih?
Koreksi yang sudah melanda Wall Street dalam 2 hari perdagangan terakhir membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi beli.
Namun, perdagangan hari ini dipastikan tak akan berlangsung mudah. Pada hari ini, ada rilis data ekonomi yang kalau hasilnya mengalahkan ekspektasi, pelaku pasar justru bisa dibuat yakin bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan mengerek tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Padahal di tengah berbagai risiko yang menyelimuti perekonomian dunia seperti perang dagang AS-China, perang dagang AS-Uni Eropa, dan Brexit, pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang diidam-idamkan pelaku pasar.
Berbicara mengenai inflasi, The Fed menggunakan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index sebagai ukurannya. Target jangka panjang untuk inflasi adalah 2%. Per Maret 2019, pertumbuhan Core PCE Price Index baru sebesar 1,6%, masih cukup jauh di bawah target The Fed.
Namun, kuatnya angka tenaga kerja akan menimbulkan ekspektasi bahwa inflasi akan terkerek di masa depan, sehingga normalisasi oleh The Fed menjadi hal yang mungkin untuk dilakukan.
Pada hari ini, pelaku pasar juga akan mencermati pernyataan dari Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida yang dijadwalkan berbicara pada pukul 22:30 WIB di Stanford University, California, AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Wall Street Menguat Setelah 3 Hari Jeblok, tapi PHP Gak Nih?
Most Popular