Bursa Saham Asia Kompak Melemah, Ini Sebabnya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 May 2019 09:09
Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini di zona merah.
Foto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini, Jumat (3/5/2019) di zona merah seiring dengan data ekonomi AS yang membebani kinerja bursa saham Asia.

Indeks Hang Seng turun 0,42%, indeks Straits Times turun 0,26%, dan indeks Kospi juga turun 0,15%. Sementara itu, perdagangan di bursa saham Jepang dan China masih diliburkan pada hari ini.

Jepang masih merayakan penobatan Putra Mahkota Naruhito dan menjadi hari libur nasional selama 10 hari hingga 6 Mei mendatang.

Kemarin (2/5/2019), data pemesanan barang dari pabrikan di AS periode Maret 2019 diumumkan tumbuh hingga 1,9% secara bulanan, jauh di atas konsensus yang memperkirakan kenaikan sebesar 1% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.

Pada bulan Februari, pemesanan barang dari pabrikan di AS terkontraksi sebesar 0,3%.

Lantas, ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini menjadi semakin memudar. Sebelumnya, The Fed memang sudah memberi sinyal kuat bahwa pemangkasan suku bunga acuan tak akan dilakukan tahun ini.


Pascamengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5%, pada hari Rabu (1/5/2019) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell mengeluarkan pernyataan yang jauh dari nada kalem (dovish).

"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.

"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.

Padahal di tengah berbagai risiko yang menyelimuti perekonomian dunia seperti perang dagang AS-China, perang dagang AS-Uni Eropa, dan Brexit, pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang diidam-idamkan pelaku pasar.

Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan di kawasan Asia ikut membebani kinerja bursa sahamnya.

Kemarin, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Hong Kong periode kuartal-I 2019 diumumkan sebesar 0,5% saja secara tahunan, jauh di bawah capaian kuartal sebelumnya yang mencapai 1,2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Investor Tunggu Inflasi AS & Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular