Analisis Teknikal

Siap-siap! IHSG Diprediksi Berbalik Arah & Menguat

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 May 2019 08:43
IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan berbalik arah.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok setelah kembali diperdagangkan selepas libur Hari Buruh Internasional, Rabu 1 Mei 2019. IHSG kemarin amblas hingga 1,25% ke level 6.374.

Pada perdagangan hari ini Jumat (3/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan berbalik arah menuju penguatan (technical rebound). Adapun level yang akan diuji yakni 6.400.

Dari sisi global, meski bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed dalam pertemuan (Federal Open Market Committee/FOMC) mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5%.


Namun, pernyataannya dibayangi dengan sinyal belum akan menurunkan suku bunga acuan dikarenakan belum ada tanda-tanda penurunan.

"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.

Hal ini masih menjadi sentimen negatif di bursa Wall Street AS pagi tadi. Tiga indeks utama pun berakhir minus. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,46%, S&P melorot 0,21% dan Nasdaq Composite turun 0,16%.

Selain faktor keputusan The Fed, koreksi di bursa saham New York juga disebabkan amblasnya harga minyak dunia. Pada pukul 03:52 WIB, harga minyak jenis Brent dan light sweet turun masing-masing 2,49% dan 3,19%.

Persepsi pasokan yang berlimpah membuat harga emas hitam terkoreksi. Genscape, lembaga riset energi di AS, memperkirakan bahwa inventori minyak di Negeri Adidaya pada pekan yang berakhir 30 April naik 1,95 juta barel.

Dari dalam negeri, anjloknya IHSG kemarin mengekor bursa saham AS kemarin. Adapun sentimen positif dari dialog dagang antara China dengan AS di Beijing belum mampu mengerek kinerja bursa di dalam negeri.

Mengingat pertemuan AS-China akan berakhir hari ini, hal ini dapat menjadi katalis yang positif mengingat kedua belah pihak sedang mesra, akan ada kesepakatan verbal yang bernada positif antara kedua belah pihak meski belum berakhir dengan kesepakatan tertulis.

Secara teknikal, peluang IHSG berakhir di zona hijau seperti minggu lalu sangat terbuka.

Ruang penguatan cukup terbuka mengingat IHSG belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan.

Sumber: Refinitiv

IHSG memang sedang diselimuti tren penurunan jangka pendek dengan terbentuknya pola bearish harami yang disertai long black candle menggambarkan IHSG sedang diselimuti tekanan.

Potensi pergerakan hari ini berada di angka 6.350 sebagai level terendah, hingga 6.425 sebagai level tertinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular