Dihajar Luar-Dalam, IHSG Ambruk 1,25%!

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2019 16:56
Angka Inflasi Indikasikan Pelemahan Konsumsi?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, tekanan bagi IHSG datang dari rilis angka inflasi yang mengecewakan. Sekitar sejam menjelang penutupan perdagangan sesi 1, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode April 2019.

Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa terjadi inflasi sebesar 0,44% secara bulanan, di atas konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,3%. Secara tahunan, tingkat inflasi pada bulan lalu adalah sebesar 2,83%.

Sebelum angka inflasi dirilis, IHSG ditransaksikan melemah 0,83% ke level 6.401,72, sebelum kemudian memperlebar pelemahannya menjadi 1,25% per akhir sesi 2.

Sejatinya, angka inflasi yang berada di atas ekspektasi bisa mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia masih kuat memasuki kuartal-II 2019. Sepanjang kuartal-I 2019, konsumsi masyarakat Indonesia terbilang kuat.

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI), penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 9,1% secara tahunan pada Februari 2019, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.

Lebih lanjut, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 adalah sebesar 8%, juga jauh mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,5%.

Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%.

Namun, penyebab utama inflasi bulan April lebih tinggi dari ekspektasi adalah kenaikan harga bahan makanan yang mencapai 1,45%. Padahal, konsumsi masyarakat baru bisa dibilang kuat jika inflasi disumbang oleh komponen lainnya yang tak termasuk ke dalam kategori volatile.

Memasuki bulan Ramadan, jika tak ada kontrol yang baik dari pemerintah, harga bahan makanan bisa semakin melejit yang pada akhirnya justru akan menekan konsumsi masyarakat Indonesia.

Bermain aman, saham-saham sektor barang konsumsi sudah terlebih dulu dilego investor, menyeret IHSG ke zona merah. Hingga akhir sesi 2, indeks sektor barang konsumsi jatuh sebesar 1,64%.

Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-3,34%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,6%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-2,27%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-3,14%), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (-1,96%).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular