
Dihajar Luar-Dalam, IHSG Ambruk 1,25%!
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2019 16:56

Hasil pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS sukses memantik aksi jual di bursa saham tanah air. Cuma butuh satu kata dari Gubernur The Fed Jerome Powell untuk membuat pasar saham Indonesia terpuruk, yakni "sementara".
Memang, The Fed mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% dalam pertemuan kali ini, sesuai dengan ekspektasi. Namun, pelaku pasar berharap akan ada sinyal dari The Fed terkait dengan pemotongan tingkat suku bunga acuan pada tahun ini, seiring dengan lemahnya angka inflasi. Target inflasi The Fed adalah 2% sementara inflasi inti AS tercatat hanya 1,6% di kuartal pertama.
Namun, ekspektasi terkait pemotongan tingkat suku bunga acuan dimentahkan oleh Powell. Ia menjelaskan bahwa bank sentral masih memandang lemahnya inflasi merupakan hasil dari faktor-fakor yang bersifat "sementara", seperti rendahnya harga pakaian dan tiket pesawat, dilansir dari CNBC International.
"Kami memperkirakan faktor-faktor yang sifatnya sementara sedang mengambil peran," kata Powell dalam konferensi pers setelah pengumuman suku bunga acuan, Rabu. Ia juga menambahkan bahwa inflasi akan kembali ke kisaran target The Fed dan akan tetap simetris dengan sasaran tersebut.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini tinggal tersisa 38,4%, dari yang sebelumnya 40,1% pada tanggal 1 Mei. Pada bulan lalu, probabilitasnya sempat mencapai 41%.
Di sisi lain, probabilitas tingkat suku bunga acuan ditahan di level 2,25%-2,5% berada di level 48,6%, melonjak dari posisi sehari sebelumnya yang hanya 38,6%.
Di tengah berbagai ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia saat ini, pemotongan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang sangat dinantikan pelaku pasar. (ank)
Memang, The Fed mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% dalam pertemuan kali ini, sesuai dengan ekspektasi. Namun, pelaku pasar berharap akan ada sinyal dari The Fed terkait dengan pemotongan tingkat suku bunga acuan pada tahun ini, seiring dengan lemahnya angka inflasi. Target inflasi The Fed adalah 2% sementara inflasi inti AS tercatat hanya 1,6% di kuartal pertama.
Namun, ekspektasi terkait pemotongan tingkat suku bunga acuan dimentahkan oleh Powell. Ia menjelaskan bahwa bank sentral masih memandang lemahnya inflasi merupakan hasil dari faktor-fakor yang bersifat "sementara", seperti rendahnya harga pakaian dan tiket pesawat, dilansir dari CNBC International.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini tinggal tersisa 38,4%, dari yang sebelumnya 40,1% pada tanggal 1 Mei. Pada bulan lalu, probabilitasnya sempat mencapai 41%.
Di sisi lain, probabilitas tingkat suku bunga acuan ditahan di level 2,25%-2,5% berada di level 48,6%, melonjak dari posisi sehari sebelumnya yang hanya 38,6%.
Di tengah berbagai ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia saat ini, pemotongan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang sangat dinantikan pelaku pasar. (ank)
Pages
Most Popular