Siapkan Capex Rp 15 M, Merck Bidik Pasar Hong Kong & Korsel

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
02 May 2019 16:21
PT Merck Tbk (MERK) membidik pasar ekspor produk biofarma ke negara di kawasan Asia Pasifik di luar Jepang, China dan India.
Foto: Kantor Merck Global (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi, PT Merck Tbk (MERK) membidik pasar ekspor produk biofarma ke negara di kawasan Asia Pasifik di luar Jepang, China dan India. Perusahaan dengan kode saham MERK itu membidik pasar Hong Kong dan Korea Selatan di tahun ini.

Arryo Aritrixso, Direktur Merck menjelaskan, saat ini pasar ekspor berkontribusi sekitar 40% dari penjualan perseroan. Adapun 60% bersumber dari penjualan di pasar domestik.

Tahun 2018, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,15 triliun, turun 1% dari Rp1,16 triliun di 2017 yang disebabkan oleh divestasi segmen bisnis consumer health kepada perusahaan consumer goods asal Amerika Serikat, P&G.


Keputusan divestasi itu merupakan kebijakan induk usaha Merck secara global, bukan hanya di Indonesia.

"Tujuan ekspor baru tahun ini Hong Kong, Korea Selatan dan negara lain tapi kami sampai saat ini tidak ada rencana ekspor ke Jepang, China dan India," kata Arryo, Kamis (2/5/2019) di kantor Merck, Pasar Rebo, Jakarta.

Dia optimistis target pasar baru itu dapat terealisasi mengingat perusahaan baru menyelesaikan renovasi pabrik fase keempat.

Dengan selesainya pabrik baru itu, kapasitas produksi MERK meningkat dari sebelumnya hanya mampu memproduksi 600 juta tablet menjadi 1,6 miliar tablet.

"Perusahaan akan meningkatkan produk biofarma untuk pasar Asia Pasifik di luar Jepang, China dan India," ungkapnya.

Martin Feulner, Presiden Direktur Merck menyebutkan, kendati di tahun lalu segmen usaha consumer health telah dilepas, perseroan akan terus memperluas pasar di dalam dan di luar negeri. "Pasar ekspor berkontribusi 40% terhadap total volume penjualan, 60% berasal dari pasar lokal," kata Feulner.

Bambang Nurcahyo, Direktur Merck, dalam kesempatan itu mengatakan perusahaan akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 10-15 miliar pada tahun ini.

Belanja modal itu memang lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 70 miliar karena renovasi pabrik telah selesai di tahun 2018.
"Sampai saat ini modal kerja tidak ada pinjaman, sumber pendanaan belanja modal dari operasional cashflow," kata Bambang.

Menurut Bambang, memang produk biofarma masih akan berkontribusi paling besar terhadap pendapatan perseroan di tahun ini.

Sebagai gambaran, di 2018, segmen usaha biopharma berkontribusi terhadap 45% total penjualan perseroan dengan pertumbuhan mencapai 27%. "Kita berharap tahun ini bisa tumbuh di atas rata-rata industri," pungkas Nurcahyo.

Per Maret 2019, saham perusahaan dimiliki paling besar 73,99% oleh Merck Holding GmbH, Jerman, sisanya Emedia Expert Company mbH, Jerman sebesar 12,66%, dan investor publik 13,35%.

Siapkan Capex Rp 15 M, Merck Bidik Pasar Hong Kong & KorselFoto: RUPST Merck 2 Mei 2019/Syahrizal Siddik

Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 1,14 triliun atau setara 98% dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2018. Dengan demikian, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham Rp 2.565/saham.

"RUPS menetapkan dividen interim 2018 [Rp 1,14 triliun] sebagai dividen final dan membukukan laba setelah pajak tahun 2018 sebagai laba ditahan," kata Bambang Nurcahyo.

Sepanjang tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,17 triliun melesat 649% dari tahun sebelumnya Rp 156 miliar karena adanya divestasi segmen usaha Consumer Health sebesar Rp1,36 triliun.

Kondisi ini menyebabkan nilai laba per saham MERK meningkat 704% menjadi Rp 2.597/saham pada tahun lalu dari tahun sebelumnya Rp 323/saham.

Tahun 2018, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,15 triliun, turun 1% dari Rp 1,16 triliun di 2017. Segmen usaha biofarma berkontribusi terhadap 45% total penjualan perseroan dengan pertumbuhan mencapai 27%.

Divisi ini juga memperluas penetrasi produk di pasar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pasar swasta. Saat ini komposisinya 20% untuk JKN dan swasta 80%.


Simak ulasan terkait lima prioritas Kemenperin dan pembagian dividen Merck.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Revisi Nilai Dividen, MERK Bakal Didenda BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular