Politik Bising Saling Klaim Menang, IHSG Terluka Dalam!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 April 2019 11:30
Arus Modal Berpihak ke AS
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/M Sabki)
Misalnya di Eropa. Produksi industrial di negara-negara Zona Euro pada Februari turun 0,3% secara year-on-year (YoY). Dengan demikian, produksi industrial Benua Biru sudah terkontraksi alias negatif selama empat bulan beruntun. 



Kemudian di Jepang, bank sentral Negeri Matahari Terbit (BoJ) kembali mempertahankan suku bunga acuan di angka -0,1%. Gubernur Haruhiko Kuroda dan kolega menyatakan kebijakan moneter ultra longgar ini kemungkinan akan bertahan cukup lama yaitu setidaknya hingga tahun depan.  

Sebab, sepertinya butuh waktu lebih lama untuk mencapai target inflasi yang disasar BoJ yaitu 2%. Untuk tahun fiskal 2019, BoJ menurunkan proyeksi inflasi dari 1,6% menjadi 1,1%. 

Perkembangan ini menunjukkan perekonomian Negeri Sakura masih terjebak dalam stagnasi. Inflasi yang rendah (bahkan kerap kali terjadi deflasi) menandakan dunia usaha enggan menaikkan harga karena permintaan yang begitu-begitu saja. 


Sementara di negara-negara lain situasinya bikin deg-degan, di Amerika Serikat (AS) justru sebaliknya. Penjualan rumah baru di Negeri Paman pada Maret naik 4,5% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 692.000 unit. Ini menjadi angka penjualan tertinggi sejak November 2017. 

 

Data ekonomi AS yang membaik menjadi sinyal bahwa perekonomian Negeri Adidaya masih bergeliat. Walau ada perlambatan, tetapi konsumsi masih kuat sehingga kemungkinan besar tidak akan terjadi hard landing. Risiko resesi pun sudah semakin jauh. 


Akibatnya, arus modal pun berpihak ke AS. Sepanjang pekan ini, indeks S&P 500 melonjak 1,2%. Sementara Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) naik 0,55%. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular