
Kisruh Pilpres Bikin Asing Tak Betah Lama-lama Bursa Domestik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 April 2019 15:34

Salah satu penyebab keluarnya investor asing dari pasar saham dalam beberapa hari terakhir adalah karena aksi beli yang memang sudah begitu deras mereka lakukan sebelumnya. Walau sudah keluar dalam beberapa hari terakhir pun, per akhir penutupan perdagangan kemarin (25/4/2019) investor asing masih mencatatkan beli bersih senilai Rp 13,79 triliun jika dihitung sejak awal tahun.
Lebih lanjut, pergerakan rupiah juga tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Pada perdagangan hari ini, rupiah terdepresiasi 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.195/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai depresiasi yang keempat secara beruntun.
Kinclongnya data ekonomi di AS memberikan energi bagi dolar AS untuk menaklukkan rupiah. Kemarin (25/4/2019), pemesanan barang-barang tahan lama (durable goods) diumumkan naik 2,7% MoM pada bulan Maret, menandai kenaikan tertinggi sejak Agustus 2018 dan jauh mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,7% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kemudian, pemesanan barang tahan lama inti (mengeluarkan komponen transportasi) naik 0,4% secara bulanan, juga di atas konsensus yang sebesar 0,2%, dilansir dari Forex Factory.
Sebelumnya, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kemudian, penjualan barang-barang ritel inti (mengeluarkan komponen mobil) periode Maret 2019 tumbuh sebesar 1,2% secara bulanan, membaik ketimbang bulan Februari yang minus 0,2%. Capaian tersebut juga juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,7% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Deretan data ekonomi yang kinclong tersebut membuat keyakinan bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini menjadi memudar. Praktis, dolar AS mendapatkan bensin untuk menguat.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 25 April 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah sebesar 40,8%, turun dari posisi sehari sebelumnya yang sebesar 41,1%. Sementara itu, peluang pemangkasan sebesar 50 bps turun menjadi 16,3%, dari yang sebelumnya 17,1%. (ank/hps)
Lebih lanjut, pergerakan rupiah juga tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Pada perdagangan hari ini, rupiah terdepresiasi 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.195/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai depresiasi yang keempat secara beruntun.
Kinclongnya data ekonomi di AS memberikan energi bagi dolar AS untuk menaklukkan rupiah. Kemarin (25/4/2019), pemesanan barang-barang tahan lama (durable goods) diumumkan naik 2,7% MoM pada bulan Maret, menandai kenaikan tertinggi sejak Agustus 2018 dan jauh mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,7% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebelumnya, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kemudian, penjualan barang-barang ritel inti (mengeluarkan komponen mobil) periode Maret 2019 tumbuh sebesar 1,2% secara bulanan, membaik ketimbang bulan Februari yang minus 0,2%. Capaian tersebut juga juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,7% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Deretan data ekonomi yang kinclong tersebut membuat keyakinan bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini menjadi memudar. Praktis, dolar AS mendapatkan bensin untuk menguat.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 25 April 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah sebesar 40,8%, turun dari posisi sehari sebelumnya yang sebesar 41,1%. Sementara itu, peluang pemangkasan sebesar 50 bps turun menjadi 16,3%, dari yang sebelumnya 17,1%. (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular