
Ditarik Minyak Kedelai, Harga CPO Terendah Sejak Maret
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 April 2019 11:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) amblas pada perdagangan Jumat (26/4/2019) pagi seiring dengan harga minyak kedelai yang melemah.
Pada pukul 10:30 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni di bursa Malaysia Derivatives Exchange anjlok hingga 1,58% ke posisi MYR 2.123/ton, yang merupakan titik terendah sejak 1 April 2019. Pelemahan CPO harga terjadi setelah juga ditutup melemah 0,6% kemarin (25/4/2019).
Minyak kedelai yang menjadi substitusi sawit terbukti sukses menggiring harga CPO cukup dalam.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) amblas hingga 1%. Bahkan harga minyak kedelai sudah turun 4,03% selama periode 22-25 April 2019.
Pergerakan harga minyak kedelai bisa mempengaruhi CPO karena keduanya saling bersaing di pasar minyak nabati global. Hampir seluruh fungsi minyak sawit dapat digantikan oleh minyak kedelai, seperti untuk bahan baku industri makanan, kosmetik, hingga obat-obatan.
Pelemahan harga CPO juga terjadi di saat tiga surveyor kargo mengumumkan peningkatan ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat.
Berdasarkan pantauan surveyor AmSpec Agri Malaysia, ekspor minyak sawit Malaysia periode 1-25 April meningkat hingga 8,9% dibanding bulan sebelumnya. Adapun Intertek Testing Services dan Societe Generale de Surveillance mengatakan peningkatannya masing-masing sebesar 4,9% dan 1,4%.
Akan tetapi data tersebut hanya hasil survei sementara, bisa jadi angka yang dirilis oleh lembaga remsi pemerintah, Malaysia Palm Oil Board (MPOB) berbeda.
Sejauh ini pelaku pasar masih belum yakin peningkatan ekspor bisa mengurangi inventori minyak sawit Malaysia secara signifikan. Sebab produksi juga diprediksi meningkat.
"Harga minyak sawit berada dalam tekanan prospek produksi," ujar salah satu pialang sawit di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Jikalau peningkatan produksi lebih besar dibanding ekspor, maka kemungkinan besar inventori juga tidak turun, bahkan berpeluang naik.
Sejauh ini pelaku pasar memprediksi peningkatan produksi di bulan April akan berada di kisaran 2%-5%. Tapi sekali lagi, ini akan dikonfirmasi pada saat MPOB merilis data resmi bulan depan.
(taa/gus) Next Article Duet Maut Sentimen Ini Bikin Industri CPO Panas Dingin
Pada pukul 10:30 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni di bursa Malaysia Derivatives Exchange anjlok hingga 1,58% ke posisi MYR 2.123/ton, yang merupakan titik terendah sejak 1 April 2019. Pelemahan CPO harga terjadi setelah juga ditutup melemah 0,6% kemarin (25/4/2019).
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) amblas hingga 1%. Bahkan harga minyak kedelai sudah turun 4,03% selama periode 22-25 April 2019.
Pergerakan harga minyak kedelai bisa mempengaruhi CPO karena keduanya saling bersaing di pasar minyak nabati global. Hampir seluruh fungsi minyak sawit dapat digantikan oleh minyak kedelai, seperti untuk bahan baku industri makanan, kosmetik, hingga obat-obatan.
Pelemahan harga CPO juga terjadi di saat tiga surveyor kargo mengumumkan peningkatan ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat.
Berdasarkan pantauan surveyor AmSpec Agri Malaysia, ekspor minyak sawit Malaysia periode 1-25 April meningkat hingga 8,9% dibanding bulan sebelumnya. Adapun Intertek Testing Services dan Societe Generale de Surveillance mengatakan peningkatannya masing-masing sebesar 4,9% dan 1,4%.
Akan tetapi data tersebut hanya hasil survei sementara, bisa jadi angka yang dirilis oleh lembaga remsi pemerintah, Malaysia Palm Oil Board (MPOB) berbeda.
Sejauh ini pelaku pasar masih belum yakin peningkatan ekspor bisa mengurangi inventori minyak sawit Malaysia secara signifikan. Sebab produksi juga diprediksi meningkat.
"Harga minyak sawit berada dalam tekanan prospek produksi," ujar salah satu pialang sawit di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Jikalau peningkatan produksi lebih besar dibanding ekspor, maka kemungkinan besar inventori juga tidak turun, bahkan berpeluang naik.
Sejauh ini pelaku pasar memprediksi peningkatan produksi di bulan April akan berada di kisaran 2%-5%. Tapi sekali lagi, ini akan dikonfirmasi pada saat MPOB merilis data resmi bulan depan.
Peningkatan inventori memang sudah menjadi musuh harga CPO sejak tahun lalu. Akibat meningkatnya produksi yang cukup pesat, stok minyak sawit Malaysia di akhir tahun 2018 mencapai 3,2 juta ton. Itu merupakan posisi tertinggi sejak lebih dari 18 tahun lalu. Alhasil harga CPO amblas hingga 16% sepanjang tahun 2018.
Itulah yang ditakutkan pelaku pasar tahun ini. Saat inventori meningkat, maka keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) akan menjadi timpang. Harga CPO pun terus berada dalam tekanan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Duet Maut Sentimen Ini Bikin Industri CPO Panas Dingin
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular