
Ekonomi Dunia Makin Mencemaskan, Straits Times Dibuka Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 April 2019 08:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kembali menghantam indeks Straits Times (STI) dengan aksi jual pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (26/4/2019).
STI kembali dibuka di zona merah dengan melemah 0,18% ke level 3.344,14.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 5 mencatatkan kenaikan harga, 19 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Sentimen negatif akan kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang membayangi indeks acuan bursa saham Singapura ini, tampaknya masih berbekas.
Kemarin (25/4/2019), STI ditutup terkoreksi 0,36% setelah dua negara dengan ekonomi ukuran raksasa, yaitu Jerman dan Korea Selatan, mengumumkan rilis data ekonomi di bawah ekspektasi pasar.
Pembacaan awal indeks iklim bisnis Jerman bulan ini tercatat 99,2 poin, lebih rendah dibandingkan Maret yang tercatat 99,7 poin. Jika negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini lesu, tentunya akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Benua Biru.
Lebih lanjut, rilis data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan juga cukup miris. Pada kuartal I-2019, Negeri Gingseng mencatat laju Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,8% year-on-year (YoY), jauh di bawah ekspektasi pasar yaitu di level 2,5%. Capaian laju PDB tersebut merupakan level terendah sejak kuartal III-2009.
Di lain pihak, STI juga terpapar sentimen negatif dari rilis data ekonomi domestik pagi ini.
Indeks harga rumah hunian 3 bulan pertama tahun ini masih menunjukkan laju pertumbuhan negatif bahkan melebar 0,6% secara kuartalan (QoQ) menjadi negatif 0,7%.
Ini menandai penurunan terbesar sejak 2016 silam, padahal pemerintahan Negeri Singa sedang menerapkan kebijakan pembatasan pembangunan properti tambahan. Semestinya kebijakan tersebut mendongkrak harga, karena pasokan hunian baru berkurang, tapi yang terjadi justru sebaliknya, harga turun
Dengan sentimen dalam negeri yang juga mendung, wajar jika pelaku pasar kembali khawatir dengan ancaman perlambatan ekonomi global. Alhasil, instrumen beresiko dari Benua Kuning menjadi kurang diminati.
Pada hari ini investor akan mencermati pembacaan awal tingkat pengangguran kuartal pertama 2019 pukul 09:30 WIB. Lalu juga ada rilis indeks produksi industri Maret pukul 12:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Beri Angin Segar, Straits Times Bergerak Positif
STI kembali dibuka di zona merah dengan melemah 0,18% ke level 3.344,14.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 5 mencatatkan kenaikan harga, 19 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Kemarin (25/4/2019), STI ditutup terkoreksi 0,36% setelah dua negara dengan ekonomi ukuran raksasa, yaitu Jerman dan Korea Selatan, mengumumkan rilis data ekonomi di bawah ekspektasi pasar.
Pembacaan awal indeks iklim bisnis Jerman bulan ini tercatat 99,2 poin, lebih rendah dibandingkan Maret yang tercatat 99,7 poin. Jika negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini lesu, tentunya akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Benua Biru.
Lebih lanjut, rilis data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan juga cukup miris. Pada kuartal I-2019, Negeri Gingseng mencatat laju Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,8% year-on-year (YoY), jauh di bawah ekspektasi pasar yaitu di level 2,5%. Capaian laju PDB tersebut merupakan level terendah sejak kuartal III-2009.
Di lain pihak, STI juga terpapar sentimen negatif dari rilis data ekonomi domestik pagi ini.
Indeks harga rumah hunian 3 bulan pertama tahun ini masih menunjukkan laju pertumbuhan negatif bahkan melebar 0,6% secara kuartalan (QoQ) menjadi negatif 0,7%.
Ini menandai penurunan terbesar sejak 2016 silam, padahal pemerintahan Negeri Singa sedang menerapkan kebijakan pembatasan pembangunan properti tambahan. Semestinya kebijakan tersebut mendongkrak harga, karena pasokan hunian baru berkurang, tapi yang terjadi justru sebaliknya, harga turun
Dengan sentimen dalam negeri yang juga mendung, wajar jika pelaku pasar kembali khawatir dengan ancaman perlambatan ekonomi global. Alhasil, instrumen beresiko dari Benua Kuning menjadi kurang diminati.
Pada hari ini investor akan mencermati pembacaan awal tingkat pengangguran kuartal pertama 2019 pukul 09:30 WIB. Lalu juga ada rilis indeks produksi industri Maret pukul 12:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Beri Angin Segar, Straits Times Bergerak Positif
Most Popular