
Performa Masih Buruk, Euro Jatuh ke Level Terlemah sejak 2017
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 April 2019 08:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro masih belum mampu bangkit pada perdagangan Kamis (25/4/19), turunnya sentimen bisnis Jerman benar-benar memberikan pukulan telak. Mata uang 19 negara ini kembali melemah hingga membentuk level terendah 22 bulan yang baru.
Pada Jumat (26/4/19), euro belum juga menunjukkan tanda-tanda bangkit. Pada pukul 7:48 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1125, dibandingkan penutupan Kamis di level US$ 1.1131.
Penurunan sentimen bisnis Jerman tentunya semakin membuat buram perekonomian di Eropa yang diprediksi mengalami pelambatan. Jerman adalah motor utama roda ekonomi Benua Biru. Jika pebisnis di negeri tersebut pesimistis terhadap dunia usaha, apa kabar negara-negara lainnya?
Selain pelambatan ekonomi, memanasnya hubungan dagang AS - Eropa juga menjadi penyebab turunnya tingkat keyakinan dalam dunia usaha.
Institusi Ifo yang melakukan survei terhadap 700 pelaku usaha di Jerman menunjukkan adanya tingkat penurunan keyakinan atau sentimen terhadap kondisi bisnis saat ini.
Angka indeks sentimen bisnis bulan ini dirilis sebesar 99,2 menurun dari bulan Maret sebesar 99,7.
Bahkan sentimen bisnis di bulan ini mendekati angka 98,7 pada bulan Februari, yang merupakan tingkat keyakinan bisnis terendah sejak Maret 2010.
Euro sebenarnya sempat turun lebih dalam, ke level US$ 1,1117 yang menjadi level terendah 22 bulan baru. Namun di perdagangan sesi AS Kamis berhasil memangkas pelemahan, kemungkinan besar akibat aksi ambil untung pasca rilis data ekonomi AS.
Data penjualan barang tahan lama AS sebenarnya bagus, namun data klaim tunjangan pengangguran yang menunjukkan peningkatan menjadi noda merah bagi dolar AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran di pekan lalu sebanyak 230.000 klaim, meningkat dari pekan sebelumnya 193.000 klaim.
Data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS malam ini pukul 19:30 WIB akan bisa jadi menentukan nasib euro selanjutnya.
Berdasarkan data dari Forex Factory, PDB kuartal I AS diprediksi sebesar 2,2%, jika data ini dirilis lebih tinggi dari itu dolar kemungkinan akan mendapat momentum penguatan lagi, dan euro makin jeblok. Sebaliknya jika data PDB dirilis lebih rendah dari prediksi, berkaca dari pergerakan Kamis kemarin euro memiliki peluang bangkit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article China Tunda Kenaikan Tarif Otomotif AS, Euro Menguat
Pada Jumat (26/4/19), euro belum juga menunjukkan tanda-tanda bangkit. Pada pukul 7:48 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1125, dibandingkan penutupan Kamis di level US$ 1.1131.
Penurunan sentimen bisnis Jerman tentunya semakin membuat buram perekonomian di Eropa yang diprediksi mengalami pelambatan. Jerman adalah motor utama roda ekonomi Benua Biru. Jika pebisnis di negeri tersebut pesimistis terhadap dunia usaha, apa kabar negara-negara lainnya?
Institusi Ifo yang melakukan survei terhadap 700 pelaku usaha di Jerman menunjukkan adanya tingkat penurunan keyakinan atau sentimen terhadap kondisi bisnis saat ini.
Angka indeks sentimen bisnis bulan ini dirilis sebesar 99,2 menurun dari bulan Maret sebesar 99,7.
Bahkan sentimen bisnis di bulan ini mendekati angka 98,7 pada bulan Februari, yang merupakan tingkat keyakinan bisnis terendah sejak Maret 2010.
Euro sebenarnya sempat turun lebih dalam, ke level US$ 1,1117 yang menjadi level terendah 22 bulan baru. Namun di perdagangan sesi AS Kamis berhasil memangkas pelemahan, kemungkinan besar akibat aksi ambil untung pasca rilis data ekonomi AS.
Data penjualan barang tahan lama AS sebenarnya bagus, namun data klaim tunjangan pengangguran yang menunjukkan peningkatan menjadi noda merah bagi dolar AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran di pekan lalu sebanyak 230.000 klaim, meningkat dari pekan sebelumnya 193.000 klaim.
Data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS malam ini pukul 19:30 WIB akan bisa jadi menentukan nasib euro selanjutnya.
Berdasarkan data dari Forex Factory, PDB kuartal I AS diprediksi sebesar 2,2%, jika data ini dirilis lebih tinggi dari itu dolar kemungkinan akan mendapat momentum penguatan lagi, dan euro makin jeblok. Sebaliknya jika data PDB dirilis lebih rendah dari prediksi, berkaca dari pergerakan Kamis kemarin euro memiliki peluang bangkit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article China Tunda Kenaikan Tarif Otomotif AS, Euro Menguat
Most Popular