Biaya Produksi Susut, Laba Sido Muncul Melesat 23,53%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 April 2019 13:39
lini usaha yang membukukan pertumbuhan paling besar adalah bisnis farmasi perusahaan.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi dan produsen jamu tradisional, PT Sido Muncul Tbk (SIDO) menorehkan kinerja kuartal pertama tahun ini yang cukup memuaskan.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, penjualan perusahaan tumbuh 14,95% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 713,68 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 620,85 miliar.

Jika dirinci, mayoritas penjualan SIDO masih disokong dari lini usaha jamu herbal dan suplemen dengan proporsi 63,38%. Namun, lini usaha yang membukukan pertumbuhan paling besar adalah bisnis farmasi perusahaan.

Lini usaha farmasi naik 21,11% YoY menjadi Rp 32,06 miliar, diikuti oleh jamu herbal & suplemen yang naik 19,68% secara tahunan. Lalu sektor makanan & minuman yang tumbuh tipis 3,75% YoY.

Lebih lanjut, kinerja keuangan SIDO semakin cemerlang dengan tertekannya beban pokok penjualan, dimana pos pembiayaan ini hanya naik 6,56% YoY menjadi Rp 335,61 miliar.

Laju pertumbuhan beban pokok penjualan yang lebih rendah dibanding laju pendapatan, bisa diimplikasikan dengan semakin efisiennya perusahaan mengelola biaya produksi.

Meningkatnya efisiensi perusahaan terlihat dari biaya bahan baku yang terkoreksi sebesar 0,74% YoY dan beban produksi tidak langsung yang juga menyusut 11,07% secara tahunan.

Dengan demikian, SIDO berhasil mencatatkan laju pertumbuhan laba bersih di kuartal I-2019 sebesar 23,53% YoY menjadi Rp 208,87 miliar, dimana pada kuartal I tahun lalu hanya tercatat Rp 169,08 miliar.

Di lain pihak, pada 3 bulan pertama tahun ini, total aset SIDO mampu tumbuh tipis menjadi Rp 3,49 triliun, dibandingkan pembukuan akhir tahun lalu yang tercatat Rp 3,34 triliun.

Sementara itu, total liabilitas pada kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 375,68 miliar, sedangkan total ekuitas tercatat Rp 3,11 triliun.

Sebagai informasi tambahan, sebelumnya SIDO mengumumkan akan membagikan dividen hingga Rp 531,08 miliar atau setara Rp 36/unit saham. Pembayaran dividen tunai direncanakan akan dilangsungkan bulan depan, tanggal 2 Mei 2019.

Hingga detik ini, SIDO masih menempati posisi market leader dalam industri jamu tanah air dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 15,15 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Q3-2019, Sido Muncul Cetak Laba Rp 578 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular