
Sepi Sentimen Positif, Bursa Saham Asia Terkoreksi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 April 2019 09:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (23/4/2019).
Indeks Shanghai turun 0,1%, indeks Hang Seng juga turun 0,6%, dan indeks Straits Times ikutan terkoreksi 0,12%.
Absennya sentimen positif membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Memang, rilis data ekonomi dari negara-negara dengan nilai perekonomian raksasa seperti China dan AS belakangan ini terbilang sangat baik.
Pada pekan lalu, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 6,4% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 6,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, produksi industri periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 8,5% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 5,9%, seperti dilansir dari Trading Economics. Terakhir, penjualan barang-barang ritel untuk bulan yang sama melesat hingga 8,7% secara tahunan, juga di atas konsensus yang sebesar 8,4%.
Beralih ke AS, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%.
Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Namun, deretan data ekonomi yang kinclong tersebut sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, sehingga yang terjadi pada hari ini adalah aksi ambil untung (profit-taking).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article IMF Sebut Outlook Global Negatif, Bursa Asia Masuk Zona Merah
Indeks Shanghai turun 0,1%, indeks Hang Seng juga turun 0,6%, dan indeks Straits Times ikutan terkoreksi 0,12%.
Absennya sentimen positif membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Memang, rilis data ekonomi dari negara-negara dengan nilai perekonomian raksasa seperti China dan AS belakangan ini terbilang sangat baik.
Pada pekan lalu, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 6,4% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 6,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, produksi industri periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 8,5% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 5,9%, seperti dilansir dari Trading Economics. Terakhir, penjualan barang-barang ritel untuk bulan yang sama melesat hingga 8,7% secara tahunan, juga di atas konsensus yang sebesar 8,4%.
Beralih ke AS, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%.
Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Namun, deretan data ekonomi yang kinclong tersebut sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, sehingga yang terjadi pada hari ini adalah aksi ambil untung (profit-taking).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article IMF Sebut Outlook Global Negatif, Bursa Asia Masuk Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular