Pemilu 2019
Jokowi Effect Jilid II Siap Bawa Rupiah Menguat Hari Ini
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2019 06:57

Meski pasar spot valas Indonesia libur kemarin, tetapi pasar NDF di luar negeri tetap buka. Terhadap dolar AS, rupiah perkasa di kurs NDF.
Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah hasil hitung cepat (quick count) Pemilu 2019 dari sejumlah lembaga yang mengunggulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dari pesaingnya pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Naga-naganya memang pasar lebih condong ke arah 01. Bukan apa-apa, yang namanya ketidakpastian adalah musuh terbesar pasar. Jika Jokowi kembali ke kursi RI-1, maka sepertinya tidak ada perubahan signifikan dari pola kebijakan pemerintah.
Investor juga bisa berharap Jokowi menuntaskan reformasi struktural di perekonomian Indonesia, yang belum tuntas dalam 5 tahun pertama pemerintahannya. Salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Oleh karena itu, rupiah hari ini boleh berharap Jokowi Effect Jilid II. Kala Jokowi pertama kali dikabarkan menang di Pilpres 2014, rupiah menguat tajam sepanjang Juli (bulan pelaksaan Pilpres).
Penguatan rupiah kala itu mencapai 2,28%. Penyebabnya apalagi kalau bukan Jokowi Effect. Sepertinya hal yang sama bisa terjadi hari ini, semoga...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah hasil hitung cepat (quick count) Pemilu 2019 dari sejumlah lembaga yang mengunggulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dari pesaingnya pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Naga-naganya memang pasar lebih condong ke arah 01. Bukan apa-apa, yang namanya ketidakpastian adalah musuh terbesar pasar. Jika Jokowi kembali ke kursi RI-1, maka sepertinya tidak ada perubahan signifikan dari pola kebijakan pemerintah.
Investor juga bisa berharap Jokowi menuntaskan reformasi struktural di perekonomian Indonesia, yang belum tuntas dalam 5 tahun pertama pemerintahannya. Salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Oleh karena itu, rupiah hari ini boleh berharap Jokowi Effect Jilid II. Kala Jokowi pertama kali dikabarkan menang di Pilpres 2014, rupiah menguat tajam sepanjang Juli (bulan pelaksaan Pilpres).
Penguatan rupiah kala itu mencapai 2,28%. Penyebabnya apalagi kalau bukan Jokowi Effect. Sepertinya hal yang sama bisa terjadi hari ini, semoga...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular