Pemilu 2019

Jokowi Effect Jilid II Siap Bawa Rupiah Menguat Hari Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2019 06:57
Jokowi Effect Jilid II Siap Bawa Rupiah Menguat Hari Ini
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah masih terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Pada Kamis (18/4/2019), berikut kurs dolar AS di pasar NDF saat ini dibandingkan kala penutupan pasar spot sebelum libur Pemilu, mengutip Refinitiv:

PeriodeKurs 16 April (15:58 WIB)Kurs 16 April Maret (06:32 WIB)
1 PekanRp 14.100Rp 13.995
1 BulanRp 14.155Rp 14.042
2 BulanRp 14.225Rp 14.097
3 BulanRp 14.281Rp 14.180
6 BulanRp 14.487Rp 14.329
9 BulanRp 14.630Rp 14.531
1 TahunRp 14.805Rp 14.707
2 TahunRp 15.522Rp 15.543

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 16 April pukul 15:48 WIB:

PeriodeKurs
1 BulanRp 14.130
3 BulanRp 14.235

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Meski pasar spot valas Indonesia libur kemarin, tetapi pasar NDF di luar negeri tetap buka. Terhadap dolar AS, rupiah perkasa di kurs NDF.


Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah hasil hitung cepat (quick count) Pemilu 2019 dari sejumlah lembaga yang mengunggulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dari pesaingnya pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Naga-naganya memang pasar lebih condong ke arah 01. Bukan apa-apa, yang namanya ketidakpastian adalah musuh terbesar pasar. Jika Jokowi kembali ke kursi RI-1, maka sepertinya tidak ada perubahan signifikan dari pola kebijakan pemerintah.


Investor juga bisa berharap Jokowi menuntaskan reformasi struktural di perekonomian Indonesia, yang belum tuntas dalam 5 tahun pertama pemerintahannya. Salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).


Oleh karena itu, rupiah hari ini boleh berharap Jokowi Effect Jilid II. Kala Jokowi pertama kali dikabarkan menang di Pilpres 2014, rupiah menguat tajam sepanjang Juli (bulan pelaksaan Pilpres).

Penguatan rupiah kala itu mencapai 2,28%. Penyebabnya apalagi kalau bukan Jokowi Effect. Sepertinya hal yang sama bisa terjadi hari ini, semoga...




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular