Rupiah Tambah Lemah, Grogi Tunggu Pemilu?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 April 2019 12:35
Rupiah Tambah Lemah, Grogi Tunggu Pemilu?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini kian melemah di perdagangan pasar spot. Tampaknya mitos jelang Pemilu mulai terbukti dan merasuki rupiah. 

Pada Selasa (16/4/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.070. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah masih belum melemah meski stagnan saja di Rp 14.055/US$. Namun itu tidak berlangsung lama, karena kemudian mata uang Tanah Air bergelincir ke zona merah. 

Seiring perjalanan pasar, bahkan pelemahan rupiah semakin dalam. Apabila rupiah terus melemah, bukan tidak mungkin dolar AS bisa kembali menyentuh kisaran Rp 14.100. 


Sentimen eksternal dan domestik sama-sama memberatkan laju rupiah hari ini. Dari sisi eksternal, dolar AS mulai bangkit dari keterpurukan yang dialami sejak akhir pekan lalu. Pada pukul 12:07 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama lainnya) menguat 0,01%. 

Investor mencari keamanan dan kenyamanan dalam diri dolar AS karena menanti sejumlah rilis data penting. Di Jerman, sore nanti waktu Indonesia akan dirilis data indeks ekonomi ZEW periode April.  

Pada Maret, indeks ini tercatat -3,6, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 13,4. Meski masih minus, tetapi angka Maret adalah yang terbaik sejak Maret 2018. 

 

Lalu esok hari akan ada pengumuman pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu sebesar 6,3% year-on-year (YoY). Jika pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2019 benar-benar 6,3%, maka akan menjadi laju paling lemah sejak 1990. 

 

Data-data ini akan menunjukkan bagaimana gambaran perekonomian global pada awal 2019. Jika start-nya sudah kurang mulus, maka sepertinya ekonomi dunia sepanjang 2019 masih diselimuti awan mendung. 

Oleh karena itu, wajar dolar AS menjadi pilihan pelaku pasar. Akibatnya, aset-aset berisiko di negara berkembang mengalami aksi jual sehingga melemahkan mata uang Asia, termasuk rupiah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:22 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sementara dari dalam negeri, sepertinya investor (utamanya asing) semakin grogi karena pelaksanaan Pemilu sudah semakin dekat, tinggal hitungan jam. Ada mitos yang menyatakan bahwa investor cenderung wait and see jelang Pemilu. Sebab investor ingin melihat ke mana angin berhembus, apakah akan ada perubahan signifikan atau tidak.  


Sesuatu yang sangat masuk akal, karena musuh terbesar pasar adalah ketidakpastian. Kalau semua sudah pasti, seluruh risiko sudah bisa dihitung, baru investor bisa tenang memasuki gelanggang. 

Tanda-tanda bahwa mitos itu benar adanya sudah terlihat. Pada penutupan Sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang menguat 0,18%. Namun investor asing melakukan jual bersih Rp 244,79 miliar. Kekurangan 'darah', rupiah pun sulit menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular