Dibuka Stagnan, Straits Times Berpotensi Menguat

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
16 April 2019 08:37
Pergerakan indeks Straits Times awalnya dibatasi karena imbas hawa loyo dari Wall Street
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Waspada akan kejutan dari AS-China, dan rilis data ekonomi Negeri Panda, indeks Straits Times memilih posisi wait and see pada pembukaan perdagangan hari ini (16/4/2019).

Indeks Straits dibuka relatif stagnan dengan menguat tipis 0,03% ke level 3.326,78 poin, setelah pada perdagangan kemarin (15/4/2019) terkoreksi 0,18%.

Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 4 mencatatkan kenaikan harga, 6 saham melemah, dan 20 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pergerakan indeks Straits Times awalnya dibatasi karena imbas hawa loyo dari Wall Street. Indeks Negeri Paman Sam ditutup melemah kemarin setelah kinerja keuangan kuartal pertama bank besar AS yang mengecewakan.

Goldman Sachs hanya mampu membukukan pendapatan US$ 8,81 miliar di kuartal I-2019, di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters sebesar US$ 8,99 miliar.

Meskipun demikian, kemungkinan besar indeks bursa acuan Negeri Singa akan melipir ke zona hijau, hingga berita ini dimuat, indeks Straits Times mulai melaju 0,12%.

Perkembangan terbaru dari negosiasi dagang AS-China mampu membayangi kelesuan yang datang dari Wall Street.

AS mulai melunak terkait kebijakan subsidi China kepada perusahaan milik negara dan memilih fokus pada bidang lain yang juga menguntungkan. Bidang yang dimaksud adalah penghapusan kewajiban transfer teknologi, perlindungan kekayaan intelektual, dan perluasan akses AS ke pasar domestik China.

"Kesepakatan yang membuat Presiden Xi (Jinping, Presiden China) lemah tentu tidak baik bagi China. Namun apa pun nanti kesepakatannya, ini akan lebih baik dari apa yang ada sekarang. Mungkin tidak akan memuaskan semua orang, tetapi itu lah politik," kata seorang sumber, mengutip Reuters.

Jika akhirnya kesepakatan dapat segera rampung, tidak menutup kemungkinan bahwa ekonomi global dapat kembali menggeliat.

Lebih lanjut, pelaku pasar juga menunggu rilis data ekonomi terbaru dari China. Besok (17/4/2010), Pemerintah Negeri China akan merilis data laju pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019, penjualan ritel bulan Maret, dan total produksi industri bulan Maret.

Jika ternyata, Negeri Tiongkok kembali memberikan kejutan yang menggembirakan, maka risk appetite pasar akan semakin membuncah. Akan tetapi, jika sebaliknya, tentu investor akan kembali mundur teratur.

Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Beri Angin Segar, Straits Times Bergerak Positif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular