Stok Masih Tinggi, Harga CPO Tak Mampu Menguat

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 April 2019 15:30
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Exchange kembali terkoreksi pada perdagangan Senin (15/4/2019) siang
Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Exchange kembali terkoreksi pada perdagangan Senin (15/4/2019) siang. Stok minyak sawit Malaysia yang masih cukup tinggi membuat pelaku pasar masih enggan mengapresiasi harga CPO.

Data terakhir yang dirilis oleh Malaysia Palm Oil Board (MPOB) memang menunjukkan adanya pengurangan stok sebesar 4,6% ke level 2,92 juta ton pada bulan Maret 2019. Akan tetapi masih jauh lebih kecil dibanding konsensus yang memprediksi posisinya di level 2,85 juta ton.

"Stok masih terlihat cukup tinggi," ujar pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Pada pukul 14:45 WIB, harga CPO acuan kontrak pengiriman Juni terkoreksi 0,32% ke posisi MYR 2.155/ton, setelah pada akhir pekan lalu (12/4/2019) menguat 0,37%. Padahal pada pagi hari tadi masih sempat menguat 0,37% ke posisi MYR 2.170/ton.



Selain itu ekspor minyak sawit pada bulan April juga diprediksi tidak akan meningkat cukup banyak. Pasalnya prediksi ekspor yang dilakukan oleh beberapa surveyor kargo untuk periode 1-15 April menurun dibanding periode 1-10 April.

Pada hari Rabu (10/4/2019), AmSpec Agri Malaysia mengatakan bahwa ekspor sawit Negeri Jiran meningkat 6,2% dibanding periode yang sama bulan Maret. Namun pada hari ini lembaga tersebut memproyeksikan peningkatan ekspor periode 1-15 April hanya sebesar 1,5%.

Dengan begitu pelaku pasar makin tak yakin stok bisa berkurang cukup signifikan bulan ini. Bila stok minyak sawit masih tetap tinggi, maka harganya akan sulit untuk terangkat. Apalagi diketahui bahwa stok yang tinggi menyebabkan harga CPO amblas hingga 15,25%. Kala itu stok di Malay sia meningkat hingga 3,2 juta ton yang merupakan posisi tertinggi dalam 2 dekade terakhir.

Ditambah adanya pembatasan penggunaan minyak sawit di Uni Eropa berpotensi menggerus permintaan ke depannya. Sebab Uni Eropa merupakan pasar minyak sawit terbesar kedua di dunia.

Namun setidaknya harga minyak kedelai di bursa Chicago yang naik 0,04% pada hari ini bisa sedikit energi positif. Itu bisa terjadi karena minyak kedelai merupakan saingan minyak sawit di pasar minyak nabati global. Alhasil pergerakan harga keduanya akan saling memberi pengaruh yang searah.

Pada posisi yang sekarang, harga CPO masih melemah 2,05% selama sepekan. Sedangkan sejak awal tahun penguatan harga CPO hanya tinggal 1,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular