
Tender Offer, Michelin Beli Saham Ritel Multistrada Rp 843
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 April 2019 13:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen ban asal Perancis Compagnie Générale des Etablissements Michelin menyiapkan dana Rp 961,04 miliar atau Rp 843 per saham untuk penawaran tender (tender offer/TO) produsen ban lokal PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
Nilai yang diajukan Michelin tersebut relatif sama dengan harga beli Rp 843,95 per saham, lebih rendah daripada prediksi pelaku pasar Rp 850 yang bernilai total Rp 1,6 triliun.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di surat kabar hari ini (15/4/19), Michelin menawarkan harga tersebut kepada 1,14 miliar saham dari 12,41% investor publik yang tercatat.
Jumlah saham publik tersebut di bawah prediksi pelaku pasar yang pernah memprediksi jumlah pemegang saham publik dalam proses TO tersebut mencapai 20%.
Tender offer wajib tersebut akan dilakukan Michelin sebagai pemegang saham pengendali baru MASA, yang transaksi pembelian 87,59% sahamnya diumumkan pada awal tahun ini.
Mekanisme TO wajib mengharuskan Michelin sebagai pengendali baru Multistrada untuk menawarkan untuk membeli saham berkode MASA itu dari pemegang saham publik, dan kemudian harus dilepas kembali untuk mengembalikan porsi publik menjadi besar (refloating) dalam periode 2 tahun.
Dokumen keterbukaan informasi yang sama juga menunjukkan bahwa harga TO tersebut sudah di atas rerata harga tertinggi transaksi saham perseroan di bursa sejak 90 hari dari 25 Oktober 2018 sampai 22 Januari 2019, yaitu Rp 697 per saham.
TO wajib tersebut akan berlangsung dari 16 April hingga 15 Mei dan tanggal pembayaran pada 22 Mei 2019 dengan biaya transkasi 0,35%.
Dalam aksi korporasi tersebut, Michelin dan MASA menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) sebagai perusahaan efek yang ditunjuk untuk mengadministrasikan kegiatan TO tersebut, bersama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Raya Saham Registra sebagai biro administrasi efek.
Keterbukaan informasi yang sama juga menunjukkan bahwa setelah TO ini, Michelin menyatakan tidak berencana men-delistingkan MASA dari bursa, tidak menjadikan MASA perusahaan tertutup, tidak melikuidasi MASA, dan tidak mengubah kebijakan dividen perusahaan yang memproduksi ban merek Achilles dan Corsa tersebut.
Potret Industri Ban Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
Siang ini, saham MASA masih ditutup pada jeda siang dengan penguatan 1,8% menjadi Rp 835 per saham dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 7,66 triliun.
Penguatan saham tersebut seiring dengan menghijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditopang oleh berita positifnya iklim investasi global dan neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus US$ 540 juta.
Penjualan Multistrada adalah kisah kesuksesan Pieter Tanuri yang masuk ke perusahaan sejak 2003 dan berhasil membesarkan nama dan kinerja pabrikan ban yang didirikan pada 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Ikut Tax Amnesty, Pieter Tanuri Tambah Saham di Multistrada
Nilai yang diajukan Michelin tersebut relatif sama dengan harga beli Rp 843,95 per saham, lebih rendah daripada prediksi pelaku pasar Rp 850 yang bernilai total Rp 1,6 triliun.
Jumlah saham publik tersebut di bawah prediksi pelaku pasar yang pernah memprediksi jumlah pemegang saham publik dalam proses TO tersebut mencapai 20%.
Mekanisme TO wajib mengharuskan Michelin sebagai pengendali baru Multistrada untuk menawarkan untuk membeli saham berkode MASA itu dari pemegang saham publik, dan kemudian harus dilepas kembali untuk mengembalikan porsi publik menjadi besar (refloating) dalam periode 2 tahun.
Dokumen keterbukaan informasi yang sama juga menunjukkan bahwa harga TO tersebut sudah di atas rerata harga tertinggi transaksi saham perseroan di bursa sejak 90 hari dari 25 Oktober 2018 sampai 22 Januari 2019, yaitu Rp 697 per saham.
TO wajib tersebut akan berlangsung dari 16 April hingga 15 Mei dan tanggal pembayaran pada 22 Mei 2019 dengan biaya transkasi 0,35%.
Dalam aksi korporasi tersebut, Michelin dan MASA menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) sebagai perusahaan efek yang ditunjuk untuk mengadministrasikan kegiatan TO tersebut, bersama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Raya Saham Registra sebagai biro administrasi efek.
Keterbukaan informasi yang sama juga menunjukkan bahwa setelah TO ini, Michelin menyatakan tidak berencana men-delistingkan MASA dari bursa, tidak menjadikan MASA perusahaan tertutup, tidak melikuidasi MASA, dan tidak mengubah kebijakan dividen perusahaan yang memproduksi ban merek Achilles dan Corsa tersebut.
Potret Industri Ban Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
Siang ini, saham MASA masih ditutup pada jeda siang dengan penguatan 1,8% menjadi Rp 835 per saham dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 7,66 triliun.
Penguatan saham tersebut seiring dengan menghijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditopang oleh berita positifnya iklim investasi global dan neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus US$ 540 juta.
Penjualan Multistrada adalah kisah kesuksesan Pieter Tanuri yang masuk ke perusahaan sejak 2003 dan berhasil membesarkan nama dan kinerja pabrikan ban yang didirikan pada 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Ikut Tax Amnesty, Pieter Tanuri Tambah Saham di Multistrada
Most Popular