
Menguat di Akhir Pekan, Bisakah Harga CPO Naik Lagi?
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 April 2019 09:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak pengiriman Juni ditutup menguat 0,37% di posisi MYR 2.162/ton pada perdagangan Jumat (12/4/2019).
Pada posisi tersebut, harga CPO melemah 2,79% selama sepekan secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun masih tercatat menguat 1,93%.
Penguatan harga CPO pada akhir pekan lalu lebih disebabkan nilai tukar ringgit yang melemah. Pada hari Jumat, nilai tukar ringgit bertahan di posisi 4,11/US$ setelah melemah 0,17% sehari sebelumnya.
Kala ringgit melemah, maka harga CPO menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Alhasil daya tarik CPO sedikt terdongkrak di mata pelaku pasar.
Selain itu, proyeksi ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat juga sedikit meredam kegelisahan pelaku pasar akan banjir pasokan.
Pada hari Rabu (10/4/2019), AmSpec Agri Malaysia mengatakan bahwa ekspor sawit Negeri Jiran meningkat 6,2% dibanding periode yang sama bulan Maret. Pada hari yang sama, Intertek Testing Services (ITS) memprediksi peningkatannya sebesar 12,6%.
Sehari berselang, Societe Surveillance de Generale mengatakan bahwa pada periode tersebut akan ada peningkatan ekspor sebesar 27,6%.
Bila ekspor meningkat sesuai harapan, maka inventori minyak sawit Malaysia yang sudah menumpuk dapat dikurangi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sempat Rebound, Pelemahan CPO Berpotensi Berlanjut
Pada posisi tersebut, harga CPO melemah 2,79% selama sepekan secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun masih tercatat menguat 1,93%.
Kala ringgit melemah, maka harga CPO menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Alhasil daya tarik CPO sedikt terdongkrak di mata pelaku pasar.
Selain itu, proyeksi ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat juga sedikit meredam kegelisahan pelaku pasar akan banjir pasokan.
Pada hari Rabu (10/4/2019), AmSpec Agri Malaysia mengatakan bahwa ekspor sawit Negeri Jiran meningkat 6,2% dibanding periode yang sama bulan Maret. Pada hari yang sama, Intertek Testing Services (ITS) memprediksi peningkatannya sebesar 12,6%.
Sehari berselang, Societe Surveillance de Generale mengatakan bahwa pada periode tersebut akan ada peningkatan ekspor sebesar 27,6%.
Bila ekspor meningkat sesuai harapan, maka inventori minyak sawit Malaysia yang sudah menumpuk dapat dikurangi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sempat Rebound, Pelemahan CPO Berpotensi Berlanjut
Most Popular