Bos BCA Optimistis Kredit Q1 Tumbuh 13%, Ini Kuncinya!

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
11 April 2019 16:06
BCA prediksi kredit tumbuh 13% secara Year-on-Year
Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat berdiskusi dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank swasta berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meyakini pertumbuhan kredit perseroan pada kuartal I-2019 bisa mencapai 13% secara year-on-year (YoY).

Pertumbuhan kredit ini akan didorong oleh penyaluran ke segmen korporasi yang saat ini masih mendominasi.

"Kalau YoY [kuartal 1] kami bisa [tumbuh] 13% tahun ini. Tapi kalau year-to-date (YtD) masih flat. Tapi itu biasa. Akumulasi dan business cycle [siklus bisnis] itu biasanya masih weak [melemah di awal tahun]," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jakarta, Kamis (11/4/2019).


Jahja menambahkan, di kuartal I tahun ini, perseroan sudah mendorong penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Harga-harga khusus KPR dan KBB murah yang diberikan BCA saat ulang tahun ke-62 lalu juga menjadi penolong pertumbuhan kredit perusahaan.


"Kami campaign-nya Februari tapi ada proses pembukuan loan [kredit] itu sendiri, bisa sampai Mei. Jadi ini berjalan terus. Tidak bisa langsung hari itu diproses, tunggu notaris segala macam itu berjalan sampai Mei. Sampai Mei kami masih harga khusus," jelasnya.

Namun demikian, pertumbuhan kredit secara year-to-date (YtD) cenderung menurun. Jahja mengatakan pertumbuhan kredit Ytd baru akan merangkak naik pada Juni mendatang, mendekati hari raya Lebaran seiring dengan tingginya kebutuhan modal kerja perusahaan-perusahaan.

"Jadi jelang Juni, second quarter itu akan meningkat, tapi kalau first quarter flat," ujarnya.

Tahun lalu BBCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,1% menjadi Rp 538 triliun. Rinciannya, kredit korporasi tumbuh 20,4% menjadi Rp 213,3 triliun, kredit komersial dan UKM naik 13,4% menjadi Rp 183,8 triliun.

Tahun ini, Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh sekitar 8%. Dengan DPK sebesar itu, maka BCA bisa membiayai kenaikan jumlah kredit.

Di sisi lain, loan to deposit ratio (LDR) ditargetkan meningkat mendekati 85%-86% dari level LDR saat ini 81%-82%. Rasio LDR ini 
merupakan perbandingan total kredit terhadap DPK yang dihimpun perbankan.

"DPK kami perkirakan sekitar 8%. Dengan adanya profit, DPK 8% membiayai kenaikan kredit sekitar 8%-10%. Itu akan lebih dari cukup," kata Jahja.


Tahun ini BBCA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 5,2 triliun, naik dari tahun lalu Rp 3,5 triliun. Jumlah capex itu sudah termasuk biaya untuk mengembangkan teknologi (IT) dan investasi. Dana capex bersumber dari arus kas perusahaan.


Simak ulasan bos BCA ungkapkan strategi mendongkrak kinerja perseroan.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Antisipasi Dampak AS-China, Ini Bocoran Strategi BCA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular