
Analisis Teknikal
Tertinggal di Regional, IHSG Buka Peluang Kenaikan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
09 April 2019 08:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal pekan ini terkoreksi 0,75% ke level 6.425. Namun pada pada perdagangan hari ini, Selasa (9/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif cenderung menguat.
Melihat dari bursa global, akhir minggu lalu Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) di tutup bervariatif. Dow Jones turun 0,32%, S&P 500 naik 0,1%, dan Nasdaq terapresiasi 0,19%.
Dow Jones terkoreksi karena terbebani saham Boeing yang anjlok sampai 4,44%. Bank of Amerika Merrill Lynch menurunkan rekomendasi atas saham Boeing dari beli menjadi netral, Penyebabnya adalah pemangkasan produksi pesawat tipe 737 MAX dari 52 unit/bulan menjadi 42 unit/bulan.
Dari dalam negeri, meski IHSG terkoreksi hebat namun tidak meredakan minat investor asing untuk masuk ke pasar saham dalam negeri. Di tengah aksi profit taking investor lokal, asing justru menambah portofolio sahamnya dengan mencatatkan beli bersih (net buy) hingga Rp 718 miliar.
Hampir semua sektor pada perdagangan kemarin memerah kecuali keuangan, itu pun hanya naik tipis 0,03%.
Secara teknikal, potensi IHSG berbalik arah tetap ada mengingat pola black candle yang terbentuk kemarin disertai ekor (shadow) yang mengindikasikan pembalikan arah.
Pola bearish harami pada grafik jenis lilin (candlestick), menggambarkan potensi koreksi hari ini. Meskipun demikian sifat kekuatan dari pola tersebut bukan dikategorikan pola yang cukup kuat.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG masih berpeluang menguat karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini tercermin dari indikator teknikal bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS) yang tercermin pada grafik.
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar antara 6.400 hingga 6.475. Adapun sektor konsumer dan infrastruktur berpotensi menghijau jika IHSG rebound.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Melihat dari bursa global, akhir minggu lalu Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) di tutup bervariatif. Dow Jones turun 0,32%, S&P 500 naik 0,1%, dan Nasdaq terapresiasi 0,19%.
Dow Jones terkoreksi karena terbebani saham Boeing yang anjlok sampai 4,44%. Bank of Amerika Merrill Lynch menurunkan rekomendasi atas saham Boeing dari beli menjadi netral, Penyebabnya adalah pemangkasan produksi pesawat tipe 737 MAX dari 52 unit/bulan menjadi 42 unit/bulan.
Dari dalam negeri, meski IHSG terkoreksi hebat namun tidak meredakan minat investor asing untuk masuk ke pasar saham dalam negeri. Di tengah aksi profit taking investor lokal, asing justru menambah portofolio sahamnya dengan mencatatkan beli bersih (net buy) hingga Rp 718 miliar.
Secara teknikal, potensi IHSG berbalik arah tetap ada mengingat pola black candle yang terbentuk kemarin disertai ekor (shadow) yang mengindikasikan pembalikan arah.
![]() |
Pola bearish harami pada grafik jenis lilin (candlestick), menggambarkan potensi koreksi hari ini. Meskipun demikian sifat kekuatan dari pola tersebut bukan dikategorikan pola yang cukup kuat.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG masih berpeluang menguat karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini tercermin dari indikator teknikal bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS) yang tercermin pada grafik.
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar antara 6.400 hingga 6.475. Adapun sektor konsumer dan infrastruktur berpotensi menghijau jika IHSG rebound.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular