Pekan Ini, Rupiah Menguat 0,6% di Kurs Tengah BI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2019 10:34
Pekan Ini, Rupiah Menguat 0,6% di Kurs Tengah BI
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah juga mampu kembali digdaya di hadapan mata uang Negeri Paman Sam. 

Pada Jumat (5/4/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.158. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Rupiah sudah menguat 2 hari beruntun setelah kemarin terapresiasi 0,39%. Selama sepekan ini, rupiah menguat 0,6% terhadap dolar AS di kurs tengah BI. 



Sedangkan di pasar spot, rupiah juga masih mampu mempertahankan penguatan di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.150. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya, agak menipis karena sebelumnya penguatan rupiah mencapai kisaran 0,2%.


Kala pembukaan pasar, rupiah berada di Rp 14.175/US$ atau sama dengan posisi penutupan perdagangan kemarin. Namun itu tidak lama, karena kemudian rupiah langsung bisa menyeberang ke zona hijau. 


Perlahan tetapi pasti, mata uang utama Asia mulai mampu menyamakan langkah dengan rupiah. Semakin banyak mata uang Benua Kuning yang mampu menguat terhadap dolar AS, seperti ringgit Malaysia, peso Filipina, dan dolar Singapura. 

Namun walau penguatan rupiah menipis dan semakin banyak mata uang Asia yang terapresiasi terhadap dolar AS, rupiah masih menjadi yang terbaik. Dalam hal menguat di hadapan greenback, tidak ada mata uang Asia yang sebaik rupiah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:12 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS yang sempat bangkit kini lesu lagi. Pada pukul 10:13 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,02%. Padahal dini hari tadi, indeks ini masih menguat di kisaran 0,2%. 

Mata uang Negeri Adidaya mundur teratur karena naiknya risk appetite investor. Pelaku pasar semakin girang karena sinyal damai dagang AS-China semakin kuat. 

Selepas pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping bisa terwujud dalam waktu dekat. Pertemuan ini akan diisi dengan penandatanganan kesepakatan damai dagang. 

"Kami semakin dekat untuk mencapai kesepakatan. Saya rasa dalam waktu 4 pekan ke depan, lebih atau kurang, akan ada pengumuman yang monumental," ungkapnya, mengutip Reuters. 


Beijing pun optimistis perdamaian dengan AS bakal tercapai segera. Liu menyatakan bahwa perundingan dagang di Beijing pekan lalu dan di Washington pekan ini menelurkan hasil yang signifikan. 

"Saya berharap kedua negara bisa melanjutkan kerja sama dengan semangat saling menghormati, persamaan, dan saling menguntungkan untuk menuju penyusunan naskah kesepakatan dagang dalam waktu dekat," demikian pesan Presiden Xi seperti disampaikan Liu, dikutip dari Reuters. 

Prospek damai dagang AS-China membuat pasar keuangan Asia ceria. Investor kembali berkenan masuk, arus modal mengalir, dan membuat mata uang Asia perlahan mampu melawan keperkasaan dolar AS.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular