
Stok Diprediksi Turun, Harga CPO Siap Melesat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
05 April 2019 08:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) acuan kontrak Juni di Bursa Malaysia Dervatives Exchange ditutup menguat 1,33% ke posisi MYR 2.204/ton pada perdagangan Kamis kemarin (4/4/2019).
Selama sepekan, harga CPO telah terangkat 3,96% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harganya tercatat menguat 3,91%.
Inventori minyak sawit Malaysia yang diprediksi akan turun pada bulan Maret membuat pelaku pasar kembali mengapresiasi komoditas ini.
Bahkan pada Jumat (5/4/2019) pagi ini, sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada bulan Maret akan turun sebesar 6,4% menjadi 2,85 juta ton dibanding bulan Februari yang sebesar 3,05 juta ton
Sebagai informasi, pada bulan Februari secara mengejutkan stok kembali naik 1,3% dibanding bulan sebelumnya.
Bila benar stok akan turun hingga 2,85 juta ton, maka itu merupakan posisi paling rendah dalam lima bulan terakhir, atau tepatnya sejak Oktober 2018.
Survei yang dilakukan Reuters mengambil responden dari petani sawit, pialang, dan analis.
Pelaku pasar memprediksi adanya peningkatan permintaan menjelang bulan Ramadhan yang biasanya akan membuat pedagang besar mulai membeli minyak goreng satu atau dua bulan sebelumnya.
Saat bulan Ramadhan, permintaan minyak goreng memang akan cenderung meningkat, akibat umat Islam yang sering mengadakan jamuan buka puasa bersama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Inventori Masih Penuh, Harga CPO Terendah Dalam 1 Minggu
Selama sepekan, harga CPO telah terangkat 3,96% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harganya tercatat menguat 3,91%.
Bahkan pada Jumat (5/4/2019) pagi ini, sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada bulan Maret akan turun sebesar 6,4% menjadi 2,85 juta ton dibanding bulan Februari yang sebesar 3,05 juta ton
Sebagai informasi, pada bulan Februari secara mengejutkan stok kembali naik 1,3% dibanding bulan sebelumnya.
Bila benar stok akan turun hingga 2,85 juta ton, maka itu merupakan posisi paling rendah dalam lima bulan terakhir, atau tepatnya sejak Oktober 2018.
Survei yang dilakukan Reuters mengambil responden dari petani sawit, pialang, dan analis.
Pelaku pasar memprediksi adanya peningkatan permintaan menjelang bulan Ramadhan yang biasanya akan membuat pedagang besar mulai membeli minyak goreng satu atau dua bulan sebelumnya.
Saat bulan Ramadhan, permintaan minyak goreng memang akan cenderung meningkat, akibat umat Islam yang sering mengadakan jamuan buka puasa bersama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Inventori Masih Penuh, Harga CPO Terendah Dalam 1 Minggu
Most Popular