
Suspensi Dibuka, Nasabah Samuel Sekuritas Bisa Transaksi Lagi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 April 2019 17:29

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Samuel Sekuritas Indonesia menyatakan nasabah perusahaan sudah bisa melakukan transaksi jual-beli via Samuel Trading Active Realtime (STAR) mulai Kamis ini (4/4/2019) setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi (penghentian sementara) yang sempat dilakukan pada Senin 1 April lalu.
Direktur Samuel Sekuritas Liem Hisdiyanto mengatakan suspensi tersebut dilakukan karena adanya keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2018.
Kondisi itu terjadi karena adanya keterlambatan penerimaan laporan keuangan dari auditor.
"Masalah yang terjadi pada Senin dan Selasa yang lalu diakibatkan karena keterlambatan kami menyampaikan laporan keuangan Samuel Sekuritas per 31 Desember 2018 kepada BEI tepat waktu. Hal ini dikarenakan kami pun baru menerima lepkeu dari auditor pada Selasa 2 April, malam hari," kata Liem dalam siaran persnya, Kamis (4/4).
Meski demikian, Liem menegaskan bahwa saat ini tak ada masalah dalam kondisi keuangan perusahaan dan dinyatakan berada dalam status wajar oleh auditor.
Adapun untuk transaksi sepanjang tanggal 1 dan 2 April lalu tetap bisa dilakukan melalui customer service atau account officer. Operasional perusahaan lainnya pun berjalan dengan semestinya.
"Hal ini dapat berlangsung, karena kami memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disiapkan untuk menangani situasi-situasi termasuk suspensi yang terjadi baru-baru ini, dengan menjalankan business continuity plan."
Sebagai informasi, laporan keuangan yang disampaikan ke BEI menunjukkan kinerja positif Samuel Sekuritas.
Pendapatan usaha 2018 naik menjadi Rp 206,99 miliar dari tahun sebelumnya Rp 185,93 miliar. Dengan laba bersih naik 11% menjadi Rp 47,99 miliar dari tahun 2017 Rp 43,32 miliar.
Samuel Sekuritas didirikan pada 1992 dan menjalankan jasa perantara pedagang efek (broker) dan penjamin emisi efek (underwriter). Samuel Sekuritas juga terafiliasi dengan perusahaan aset manajemen PT Samuel Aset Manajemen.
Data Bursa Efek Indonesia juga menunjukkan status Samuel Sekuritas saat ini sudah aktif. Pemegang saham broker ini yakni PT Samuel International sebesar 75% dan sisanya PT Tumbuh Bersama Indonesia 25%.
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) per Maret 2019 yakni Rp 162,54 miliar, dan April menjadi Rp 155,32 miliar, turun dari Januari 2019 sebesar Rp 183,71 miliar.
(tas) Next Article Waduh! Nasabah Samuel Sekuritas Tak Bisa Transaksi Online
Direktur Samuel Sekuritas Liem Hisdiyanto mengatakan suspensi tersebut dilakukan karena adanya keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2018.
Kondisi itu terjadi karena adanya keterlambatan penerimaan laporan keuangan dari auditor.
Meski demikian, Liem menegaskan bahwa saat ini tak ada masalah dalam kondisi keuangan perusahaan dan dinyatakan berada dalam status wajar oleh auditor.
Adapun untuk transaksi sepanjang tanggal 1 dan 2 April lalu tetap bisa dilakukan melalui customer service atau account officer. Operasional perusahaan lainnya pun berjalan dengan semestinya.
"Hal ini dapat berlangsung, karena kami memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disiapkan untuk menangani situasi-situasi termasuk suspensi yang terjadi baru-baru ini, dengan menjalankan business continuity plan."
Sebagai informasi, laporan keuangan yang disampaikan ke BEI menunjukkan kinerja positif Samuel Sekuritas.
Pendapatan usaha 2018 naik menjadi Rp 206,99 miliar dari tahun sebelumnya Rp 185,93 miliar. Dengan laba bersih naik 11% menjadi Rp 47,99 miliar dari tahun 2017 Rp 43,32 miliar.
Samuel Sekuritas didirikan pada 1992 dan menjalankan jasa perantara pedagang efek (broker) dan penjamin emisi efek (underwriter). Samuel Sekuritas juga terafiliasi dengan perusahaan aset manajemen PT Samuel Aset Manajemen.
Data Bursa Efek Indonesia juga menunjukkan status Samuel Sekuritas saat ini sudah aktif. Pemegang saham broker ini yakni PT Samuel International sebesar 75% dan sisanya PT Tumbuh Bersama Indonesia 25%.
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) per Maret 2019 yakni Rp 162,54 miliar, dan April menjadi Rp 155,32 miliar, turun dari Januari 2019 sebesar Rp 183,71 miliar.
(tas) Next Article Waduh! Nasabah Samuel Sekuritas Tak Bisa Transaksi Online
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular