
Awas, ADB Ingatkan Bahaya Berutang dalam Dolar AS!
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
04 April 2019 13:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) mengingatkan negara-negara di Asia akan potensi bahaya dari bergejolaknya nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pasar uang negara-negara berkembang di Asia bagaimanapun juga telah mampu bangkit di akhir 2018, menurut Asian Development Outlook (ADO) 2019 yang dirilis Rabu (3/4/2019).
"(Namun) riset yang disiapkan untuk ADO mencatat bahwa gejolak nilai tukar dapat menjadi masalah, khususnya bagi negara-negara yang bergantung pada utang berdenominasi dolar AS," tulis ADB.
"Kebijakan-kebijakan moneter dan makroprudensial yang sesuai, dialog kebijakan regional, dan pasar modal dalam negeri yang lebih dalam dapat memitigasi dampak dari lebih ketatnya pendanaan luar negeri," tambahnya.
Organisasi internasional yang berbasis di Manila, Filipina, itu memperkirakan wilayah Asia berkembang akan tumbuh 5,7% di 2019, lebih rendah dari capaian 5,9% di 2018, dan 5,6% di 2020.
Perseteruan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi risiko utama proyeksi ekonomi wilayah ini sementara perundingan yang berlarut-larut menambah panjang ketidakpastian, tulis ADB.
Produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan masih mampu tumbuh 5,2% di 2019 atau sama dengan laju ekspansi tahun lalu.
(dru) Next Article ADB: Ekonomi Asia Melambat di 2019 Gara-gara Perang Dagang
Pasar uang negara-negara berkembang di Asia bagaimanapun juga telah mampu bangkit di akhir 2018, menurut Asian Development Outlook (ADO) 2019 yang dirilis Rabu (3/4/2019).
"Kebijakan-kebijakan moneter dan makroprudensial yang sesuai, dialog kebijakan regional, dan pasar modal dalam negeri yang lebih dalam dapat memitigasi dampak dari lebih ketatnya pendanaan luar negeri," tambahnya.
Organisasi internasional yang berbasis di Manila, Filipina, itu memperkirakan wilayah Asia berkembang akan tumbuh 5,7% di 2019, lebih rendah dari capaian 5,9% di 2018, dan 5,6% di 2020.
Perseteruan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi risiko utama proyeksi ekonomi wilayah ini sementara perundingan yang berlarut-larut menambah panjang ketidakpastian, tulis ADB.
Produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan masih mampu tumbuh 5,2% di 2019 atau sama dengan laju ekspansi tahun lalu.
(dru) Next Article ADB: Ekonomi Asia Melambat di 2019 Gara-gara Perang Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular