
BI Ikut Bawa Rupiah Jadi Terbaik Kedua Asia, Kok Bisa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 April 2019 09:40

Penguatan rupiah didukung oleh sentimen dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, pelaku pasar lega karena sudah mendapat kepastian seputar posisi atau stance Bank Indonesia (BI) selepas rilis data inflasi.
Pada Maret, inflasi domestik tercatat 2,48% year-on-year (YoY) yang merupakan laju paling lambat sejak November 2009 atau nyaris 10 tahun. Ini membuat pasar bertanya-tanya, ke mana arah suku bunga acuan? Apakah peluang untuk turun semakin besar?
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, menjawab pertanyaan tersebut. Eks ekonom Bank Mandiri tersebut menegaskan bahwa Indonesia masih punya satu pekerjaan rumah tersisa yaitu defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Kalau kita lihat 2016 dan 2017, CAD kita sekitar 2% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Saat itu FFR (Federal Funds Rate, suku bunga acuan AS) naik tetapi BI bisa turunkan bunga (acuan). Jadi, BI mau memastikan CAD itu menuju 2,5% PDB," jelas Mirza.
Pada kuartal IV-2018, CAD Indonesia masih berada di 3,57% PDB. Artinya, jalan menuju ke 2,5% PDB masih butuh waktu dan sebelum itu bisa dipastikan maka BI mungkin masih belum berpikir soal menurunkan suku bunga acuan.
Teka-teki soal arah BI 7 Day Reverse Repo Rate sedikit banyak sudah terjawab. Pasar tidak perlu lagi berspekulasi mengenai penurunan suku bunga acuan, yang berpotensi menyebabkan arus modal keluar (capital ouflows).
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pada Maret, inflasi domestik tercatat 2,48% year-on-year (YoY) yang merupakan laju paling lambat sejak November 2009 atau nyaris 10 tahun. Ini membuat pasar bertanya-tanya, ke mana arah suku bunga acuan? Apakah peluang untuk turun semakin besar?
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, menjawab pertanyaan tersebut. Eks ekonom Bank Mandiri tersebut menegaskan bahwa Indonesia masih punya satu pekerjaan rumah tersisa yaitu defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Pada kuartal IV-2018, CAD Indonesia masih berada di 3,57% PDB. Artinya, jalan menuju ke 2,5% PDB masih butuh waktu dan sebelum itu bisa dipastikan maka BI mungkin masih belum berpikir soal menurunkan suku bunga acuan.
Teka-teki soal arah BI 7 Day Reverse Repo Rate sedikit banyak sudah terjawab. Pasar tidak perlu lagi berspekulasi mengenai penurunan suku bunga acuan, yang berpotensi menyebabkan arus modal keluar (capital ouflows).
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Sentimen Eksternal Ikut Topang Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular