IHSG Menghijau, Ini Saham-saham Penggerak di Sesi I

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 April 2019 13:05
IHSG mengakhiri perdagangan sesi 1, Selasa ini (2/4/2019), dengan penguatan tipis sebesar 0,10% ke level 6.459,18.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi 1, Selasa ini (2/4/2019), dengan penguatan tipis sebesar 0,10% ke level 6.459,18

Kinerja IHSG kompak dengan performa bursa saham utama kawasan Asia yang juga bergerak di zona hijau: indeks Straits Times naik 0,66%, indeks Kospi naik 0,44%, indeks Nikkei juga terapresiasi 0,12%, indeks Shanghai naik 0,69%, dan indeks Hang Seng pun naik 0,18%.

Data yang positif dari dua negara dengan ekonomi terbesar dunia, AS dan China, terus mendorong reli bursa acuan kawasan Asia, termasuk IHSG.

Pasalnya, kemarin (1/4/2019), Negeri Panda secara tak terduga mencatatkan pertumbuhan positif untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir. Perolehan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur China di bulan Maret tercatat di 50,8, mengalahkan konsensus pasar yang ada di 50,1 poin, dilansir Trading Economics.


Bukan hanya perolehan terbaik sejak Juli 2018 tapi juga peningkatan bulanan paling signifikan sejak tahun 2012.

"Angka PMI China adalah peningkatan bulanan paling signifikan sejak 2012," ujar Stephen Innes, Kepala Trading and Market Strategy di SPI Asset Management, dikutip Reuters.

Terlebih lagi, aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam juga menunjukkan geliat ekspansi sektor usaha karena indeks PMI manufaktur bulan Maret dibukukan pada level 55,3. Sebagai catatan, capaian pada bulan Februari merupakan yang paling rendah sejak November 2016.


"Data AS yang lebih baik dari perkiraan membantu meredakan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan AS (untuk saat ini), sementara rebound pada data manufaktur China terus membuat gejolak di pasar global," ungkap analis di ANZ Reasearch dilansir CNBC International.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi global yang sedikit redam berhasil mendorong kinerja indeks sektor konsumen terutama perusahaan-perusahaan yang memiliki global supply chain atau rantai pasok internasional yang kemudian juga memicu penguatan IHSG

Emiten yang mendorong penguatan IHSG dari sektor konsumen adalah PT HM Sampoerna Tbk/HMSP naik 0,8%, PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR naik 0,77%, PT Astra International Tbk/ASII naik 0,69%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN naik 0,78%, PT Kalbe Farma Tbk/KLBF naik 1%.

Lebih lanjut, penguatan IHSG juga didorong oleh emiten-emiten perbankan tanah air.

Investor sepertinya telah mencerna dan memberikan respons positif atas rilis data inflasi bulan Maret yang tumbuh 2,58% YoY.

Inflasi yang rendah akan berpotensi menurunkan tingkat suku bunga acuan perbankan sehingga marjin bunga bersih/Net Interest Margin (NIM) mereka bisa dijaga. Jika NIM bisa dijaga, tentu pendapatan dan laba bersih akan bisa dijaga.

Emiten-emiten perbankan yang menyokong kinerja IHSG pada sesi 1 adalah PT Bank Mega Tbk/MEGA naik 6,98%, PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI naik 0,8%, PT Bank Central Asia Tbk/BBCA naik 0,18%, PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN naik 2,55%, PT Bank CIMB Niaga Tbk/BNGA naik 2,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Rasa-Rasanya IHSG Bakal Kayak Roller Coaster Lagi nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular