Kuartal I-2019, Rupiah Berjaya Vs Dolar Australia & Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 April 2019 13:33
Rupiah meski sedang mengalami tekanan dari dolar Australia dan Singapura namun jika melihat sepanjang kuartal-I 2019 mata uang garuda masih cukup berjaya.
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah meski sedang mengalami tekanan dari dolar Australia dan Singapura belakangan ini, namun jika melihat sepanjang kuartal-I 2019 mata uang garuda masih cukup berjaya.


Mengutip dari dari Refinitiv, rupiah berhasil menguat 0,34% terhadap dolar Australia di kuaral-I, mengakhiri perdagangan di level Rp. 10.098,31. Sementara terhadap dolar Singapura kinerja rupiah lebih bagus lagi, yakni menguat 0,45% menjadi Rp. 10.497,79.

Mengawali bulan April, rupiah masih tertekan terhadap dua dolar tersebut. Pada Senin (1/4/19) pukul 12:27 WIB rupiah di perdagangkan di kisaran 10.132,47/$ Australia atau melemah 0,39%, dan 10.509,79/$ Singapura atau melemah 0,11%.

Terhadap dolar Australia, rupiah sempat mencapai level terlemah di kisaran Rp. 10.234,98 pada 30 Januari lalu. Sementara level terkuat yang dicapai di kisaran Rp. 9.885,25 pada tanggal 6 Februari.



Terhadap dolar Singapura, rupiah tercatat berada di level terlemah kuartal pertama pada tanggal 2 Januari di level Rp. 10.568.48. Sama dengan terhadap dolar Australia, rupiah mencapai level terkuat terhadap dolar Singapura di kisaran Rp. 10261,76 pada tanggal 6 Februari.

Pergerakan pada hari ini dipengaruhi sentimen positif dari China. Data aktivitas manufaktur China di bulan Maret dilaporkan sebesar 50,5 naik dari bulan sebelumnya sebesar 49,2.

Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambat batas. Angka indeks di atas 50 berarti ekspansi atau pertumbuhan aktivitas manufaktur, sementara di bawah 50 berarti kontraksi atau penurunan aktivitas.

Sebelum bulan Maret, dalam tiga bulan beruntun data ini dirilis di bawah 50 atau berkontraksi pada bulan Desember 2018, serta Januari dan Februari tahun ini.Kembali berekspansinya sektor manufaktur China tentunya menjadi kabar bagus bagi mitra dagangnya termasuk Indonesia. Terbukti, rupiah mampu menguat terhadap dolar AS.

Namun sentimen China lebih kuat mempengaruhi dolar Australia, yang membuat rupiah takluk dihadapannya.

Sementara dari Singapura Indeks harga ekspor dan impor Singapura di bulan Februari berhasil meningkat, setelah sebelumnya terus mengalami tren penurunan sejak Oktober tahun lalu. Laporan tersebut menjadi pendongkrak kinerja dolar Singapura terhadap rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 




(pap/dru) Next Article Lawan Dolar Singapura, Rupiah di Posisi Terkuat dalam Sebulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular