
Baru 140 Emiten Lapor Kinerja, Sektor Tambang Paling Positif
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 March 2019 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sampai sore hari ini, Jumat (29/3/2019), baru 140 emiten yang sudah melaporkan kinerja keuangan tahun 2018. Jumlah tersebut merepresentasikan sebesar 25% dari total emiten yang tercatat di bursa sebanyak 558 emiten.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan emiten masih memiliki waktu sampai dengan dua hari ke depan untuk merilis laporan keuangan.
"Dari total 140 emiten tercatat laba bersih bertambah sebesar 8% atau setara dengan Rp 19 triliun. Total laba naik dari Rp 230 triliun menjadi Rp 248 triliun," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/3).
Dari segi pendapatan, terjadi pertumbuhan sebesar 12% (bertambah Rp 123 triliun) dari Rp 1.725 triliun menjadi Rp 1.965 triliun.
Adapun di pos aset terjadi kenaikan 9% (bertambah Rp 624 triliun) dari Rp 6.793 triliun terkerek naik menjadi Rp 7.416 triliun.
Di pos ekuitas, ada pertumbuhan sebesar 8% atau sebesar Rp 152 triliun, naik dari Rp 1.821 triliun menjadi Rp 1.974 triliun.
Jika dielaborasi lebih dalam dari segi sektoral, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan paling tinggi mencapai 23% dan disusul oleh sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang naik 17%.
Sektor yang mengalami penurunan laba bersih antara lain di sektor agribisnis dengan penurunan kinerja sebesar 61%, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi turun 33% dan industri dasar juga ikut turun sebesar 8%.
Di sisi lain, sektor aneka industri (miscellaneous industry), konsumer (consumer goods), keuangan dan properti, real estate dan konstruksi bangunan mencatat pertumbuhan stabil.
(tas) Next Article Siap-siap! 12 Emiten Tebar Dividen ke Pemegang Saham
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan emiten masih memiliki waktu sampai dengan dua hari ke depan untuk merilis laporan keuangan.
"Dari total 140 emiten tercatat laba bersih bertambah sebesar 8% atau setara dengan Rp 19 triliun. Total laba naik dari Rp 230 triliun menjadi Rp 248 triliun," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/3).
Adapun di pos aset terjadi kenaikan 9% (bertambah Rp 624 triliun) dari Rp 6.793 triliun terkerek naik menjadi Rp 7.416 triliun.
Di pos ekuitas, ada pertumbuhan sebesar 8% atau sebesar Rp 152 triliun, naik dari Rp 1.821 triliun menjadi Rp 1.974 triliun.
Jika dielaborasi lebih dalam dari segi sektoral, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan paling tinggi mencapai 23% dan disusul oleh sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang naik 17%.
Sektor yang mengalami penurunan laba bersih antara lain di sektor agribisnis dengan penurunan kinerja sebesar 61%, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi turun 33% dan industri dasar juga ikut turun sebesar 8%.
Di sisi lain, sektor aneka industri (miscellaneous industry), konsumer (consumer goods), keuangan dan properti, real estate dan konstruksi bangunan mencatat pertumbuhan stabil.
(tas) Next Article Siap-siap! 12 Emiten Tebar Dividen ke Pemegang Saham
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular