
Rupiah Menguat, Asing Beli Bersih Rp 32 M di Pasar Saham
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 March 2019 11:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melakukan jual bersih sekitar Rp 9 miliar di pasar saham tanah air pada pagi hari, kini investor asing berbalik membukukan beli bersih senilai Rp 32,3 miliar (per pukul 10:50 WIB).
5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 37,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 36,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 24,8 miliar), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 16,9 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 12 miliar).
Nilai tukar rupiah yang berhasil mengungguli dolar AS membuat kepercayaan diri investor asing untuk masuk ke pasar saham dalam negeri tumbuh. Jika pada pagi hari rupiah melemah melawan dolar AS di pasar spot, kini rupiah membukukan penguatan sebesar 0,05% ke level Rp 14.230/dolar AS.
Rupiah sempat tertekan lantaran investor memilh memeluk dolar AS selaku instrumen safe haven, seiring dengan angka pertumbuhan ekonomi AS yang mengecewakan. Kemarin (28/3/2019), pembacaan akhir untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,2% (QoQ annualized), jauh di bawah pembacaan awal yang sebesar 2,6%. Angka final pertumbuhan ekonomi AS tersebut juga lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,4%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Lemahnya angka pertumbuhan ekonomi menunjukkan tekanan besar yang sedang dialami oleh negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut, yang jika berlanjut akan berdampak kepada perekonomian dunia.
Namun, negosiasi dagang AS-China yang berjalan dengan mulus pada akhirnya berhasil membuat pelaku pasar tak lagi bermain defensif. Rupiah diincar dan dolar AS dilego.
Hari ini merupakan hari terakhir dari negosiasi dagang AS-China yang digelar di Beijing setelah dimulai kemarin. Negosiasi kali ini merupakan negosiasi tingkat tinggi lantaran melibatkan tokok-tokoh penting dari kedua negara.
Pihak AS mengirim kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara pihak China mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He untuk menjamu perwakilan AS.
Dalam negosiasi dagang teranyar dengan AS tersebut, pejabat pemerintahan AS mengatakan bahwa China menawarkan proposal yang lebih berani dibandingkan yang mereka tawarkan sebelumnya, termasuk proposal guna mengatasi masalah pemaksaan transfer teknologi, seperti dikutip dari Reuters.
"Mereka (China) berbicara mengenai pemaksaan transfer teknologi dalam koridor yang sebelumnya tak pernah ingin mereka bicarakan - baik dalam cakupan maupun detilnya," papar pejabat tersebut kepada Reuters.
Pejabat tersebut juga mengungkapkan bahwa para negosiator telah membuat kemajuan terkait dengan penulisan kesepakatan dagang kedua negara.
"Jika Anda melihat (draf) kesepakatan tertulis sebulan yang lalu dibandingkan dengan saat ini, kami telah menciptakan kemajuan di semua bidang."
Bahkan, ada kemungkinan bahwa kesepakatan dagang akan dicapai dalam waktu yang sangat dekat.
"Bisa Mei, Juni, tidak ada yang tahu. Bisa juga April, kami tidak tahu," ujar pejabat pemerintahan AS yang lain, mengutip Reuters.
Hingga saat ini, terlepas dari aksi beli yang sudah dilakukan investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpuruk di zona merah. IHSG melemah 0,51% ke level 6.447,63.
Namun, jika dana investor asing semakin deras mengalir ke pasar saham dalam negeri, ada kemungkinan IHSGÂ akan mengakhiri pekan ini di zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Asing Masuk Rp 170,5 M, Namun Gagal Selamatkan IHSG
5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 37,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 36,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 24,8 miliar), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 16,9 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 12 miliar).
Nilai tukar rupiah yang berhasil mengungguli dolar AS membuat kepercayaan diri investor asing untuk masuk ke pasar saham dalam negeri tumbuh. Jika pada pagi hari rupiah melemah melawan dolar AS di pasar spot, kini rupiah membukukan penguatan sebesar 0,05% ke level Rp 14.230/dolar AS.
Lemahnya angka pertumbuhan ekonomi menunjukkan tekanan besar yang sedang dialami oleh negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut, yang jika berlanjut akan berdampak kepada perekonomian dunia.
Namun, negosiasi dagang AS-China yang berjalan dengan mulus pada akhirnya berhasil membuat pelaku pasar tak lagi bermain defensif. Rupiah diincar dan dolar AS dilego.
Hari ini merupakan hari terakhir dari negosiasi dagang AS-China yang digelar di Beijing setelah dimulai kemarin. Negosiasi kali ini merupakan negosiasi tingkat tinggi lantaran melibatkan tokok-tokoh penting dari kedua negara.
Pihak AS mengirim kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara pihak China mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He untuk menjamu perwakilan AS.
Dalam negosiasi dagang teranyar dengan AS tersebut, pejabat pemerintahan AS mengatakan bahwa China menawarkan proposal yang lebih berani dibandingkan yang mereka tawarkan sebelumnya, termasuk proposal guna mengatasi masalah pemaksaan transfer teknologi, seperti dikutip dari Reuters.
"Mereka (China) berbicara mengenai pemaksaan transfer teknologi dalam koridor yang sebelumnya tak pernah ingin mereka bicarakan - baik dalam cakupan maupun detilnya," papar pejabat tersebut kepada Reuters.
Pejabat tersebut juga mengungkapkan bahwa para negosiator telah membuat kemajuan terkait dengan penulisan kesepakatan dagang kedua negara.
"Jika Anda melihat (draf) kesepakatan tertulis sebulan yang lalu dibandingkan dengan saat ini, kami telah menciptakan kemajuan di semua bidang."
Bahkan, ada kemungkinan bahwa kesepakatan dagang akan dicapai dalam waktu yang sangat dekat.
"Bisa Mei, Juni, tidak ada yang tahu. Bisa juga April, kami tidak tahu," ujar pejabat pemerintahan AS yang lain, mengutip Reuters.
Hingga saat ini, terlepas dari aksi beli yang sudah dilakukan investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpuruk di zona merah. IHSG melemah 0,51% ke level 6.447,63.
Namun, jika dana investor asing semakin deras mengalir ke pasar saham dalam negeri, ada kemungkinan IHSGÂ akan mengakhiri pekan ini di zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Asing Masuk Rp 170,5 M, Namun Gagal Selamatkan IHSG
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular