Isu AS-China dan Lira Turki, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 March 2019 08:39
Para pelaku pasar masih dihimpit dua sentimen besar pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (29/3/2019).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar masih dihimpit dua sentimen besar pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (29/3/2019) yaitu bayang-bayang resesi ekonomi AS dan perkembangan positif negosiasi dagang AS-China. Sentimen ini diprediksi mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif dan menguat terbatas.

Kemarin, IHSG mengakhiri perdagangan dengan finis di zona hijau dan menguat 0,56% di level 6.480,79.

Penguatan ini juga terjadi di tengah kinerja mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang tetap bergerak bervariatif: indeks Straits Times naik 0,24%, indeks Hang Seng juga naik 0,16%, indeks Shanghai turun 0,92%, indeks Nikkei turun 1,61%, indeks Kospi pun tergerus 0,82%.


Mega Sekuritas dalam riset hariannya mengungkapkan pada perdagangan hari ini, IHSG akan menguat terbatas di level 6.440-6.525 seiring dengan penguatan bursa regional.

Selain itu, bursa Wall Street di AS juga ditutup menguat dengan indeks DJIA naik 0,36%, S&P 500 naik 0,36% dan Nasdaq naik 0,34%. "Kenaikan ini didorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dari level terendahnya dalam 15 bulan dan optimisme investor seputar perundingan perdagangan AS-China," tulis riset Mega Sekuritas.

Di sisi lain, penguatan ketiga indeks saham di Wall Street tersebut dibatasi oleh kekhawatiran tentang data ekonomi. Ekonomi AS tumbuh 2,2% pada kuartal IV 2018, melambat lebih dari yang diperkirakan, sekaligus mempertahankan pertumbuhan 2018 di bawah target tahunan 3%.


Tak hanya Mega Sekuritas, broker lain yakni Pilarmas Sekuritas juga memprediksi, secara teknikal, IHSG berpotensi bergerak menguat dalam jangka waktu pendek dan diperdagangkan pada level 6.430-6.505. "Namun tetap berhati hati akan pergerakan market hari ini," tegas riset Pilarmas.

Menurut Pilarmas, satu sentimen hari ini yakni lira Turki yang terus memimpin penurunan mata uang emerging market, dan ini sudah memasuki hari ke-3 yang diakibatkan oleh prospek pertumbuhan ekonomi global yang memburuk.


Lira terus turun hingga 4,2%, dan ini akan mendorong investor asing untuk melakukan penjualan pada aset-aset yang berisiko. "Luar biasanya, Bank Indonesia kali ini cepat tanggap dalam menanggapi pelemahan lira yang terjadi beberapa hari terakhir. BI berjanji akan campur tangan terhadap mata uang dan obligasi apabila dibutuhkan.

Isu lainnya datang dari Larry Kudlow, penasihat ekonomi White House. Dia menyampaikan bahwa Amerika siap untuk terus bernegosiasi dengan China selama berminggu-minggu atau bahkan berulan bulan. Hal itu untuk mencapai kata kesepakatan perdagangan.

Lebih lanjut, sekuritas lainnya yakni Indosurya Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi naik dengan ruang bergerak antara 6.356 - 6.498. Indosurya menilai perdagangan pada pekan terakhir di bulan ketiga tahun 2019 ini akan diwarnai oleh data perekonomian tentang pertumbuhan kredit yang telah terlansir.

"Hal ini tentu juga memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG hari ini, peluang kenaikan masih terlihat cukup besar di tengah gejolak market global dan regional."



(tas/hps) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular