Analisis Teknikal

Awan Gelap Payungi 3 Saham Poultry! Simak Analisisnya

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 March 2019 18:58
Awan Gelap Payungi 3 Saham Poultry! Simak Analisisnya
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Awan kelabu sedang menyelimuti industri pakan ternak ayam (poultry) pada perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2019). Tiga saham poultry tersebut anjlok seiring dengan harga jual ayam potong hidup (live birds) yang terus turun di pasaran.

Harga jual live birds akhir bulan ini menyentuh posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir, yakni antara Rp 10.800-11.000/kilogram (kg). Kondisi tersebut sangat jauh dari rata-rata harga pokok produksi (HPP), yakni Rp 19.500/kg.

Para peternak yang tergabung dalam asosiasi Peternak Rakyat dan Peternak Mandiri (PRPM) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) pada Rabu pekan lalu meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) turun tangan memperbaiki harga jual live birds.

Para peternak menuntut agar harga live birds dapat dikembalikan sesuai dengan harga batas bawah pembelian di peternak dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, yakni Rp 18.000-Rp 20.000/kg dan berlaku paling lambat 1 April 2019.


Mereka juga meminta harga ayam usia sehari (day old chicks/DOC) sebesar Rp 5.500/ekor dengan kualitas grade 1 serta harga pakan dengan grade premium turun setidaknya sebesar Rp 500/kg. Keduanya diharapkan mulai berlaku paling lambat Kamis ini.

"Kita sudah sepakat, Arphuin [Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas] akan menyerap dan membeli live birds dari para peternak dengan harga Rp 18.000/kg dan kemudian akan dijual oleh anggota Aprindo [Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia," kata Tjahya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/3/2019).

"Jadi semua sudah sepakat sesuai dengan harga acuan," katanya.


Tjahya menambahkan, pembelian live birds peternak rakyat sesuai dengan harga acuan akan dilakukan per tanggal 1 hingga 21 April 2019.

Jika secara sentimen fundamental, saham-saham sektor ini berpotensi masih dipengaruhi sentimen harga ayam, bagaimana dengan masa depan sektor ini secara teknikal?

Berikut analisis Tim Riset CNBC Indonesia atas tiga saham poultry secara teknikal, yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ini mencatat saham Japfa Comfeed (JPFA) mengalami penurunan hingga 9,3% pada harga Rp 1.950/saham.

Emiten Ayam Ayaman Kembali Tertekan, Simak ProyeksinyaSumber: Refinitiv

Secara jangka menengah pendek, tren JPFA mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari harganya saat ini yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Penurunan pada saham JPFA diperkirakan belum berakhir menguji level support (batas bawah) Rp 1.800/saham. Terbentuknya pola long black candle menguatkan bahwa saham ini sedang tertekan.  


LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>


Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini saham Charoen (CPIN) mengalami penurunan hingga 5,6% pada harga Rp 7.650/saham.

Emiten Ayam Ayaman Kembali Tertekan, Simak ProyeksinyaSumber: Refinitiv

Secara jangka menengah pendek, tren CPIN mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari harganya saat ini yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Penurunan pada saham CPIN diperkirakan belum berakhir menguji level support (batas bawah) Rp 6.900. Terbentuknya pola long black candle menguatkan bahwa saham ini sedang tertekan.


LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Saham Malindo (MAIN) hari ini mengalami penurunan hingga 7,18% pada harga Rp 1.550/saham berdasarkan data penutupan bursa.

Emiten Ayam Ayaman Kembali Tertekan, Simak ProyeksinyaSumber: Refinitiv

Dalam jangka menengah pendek, tren MAIN mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari harganya saat ini yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Penurunan pada saham MAIN diperkirakan belum berakhir menguji level support (batas bawah) Rp 1.400. Terbentuknya pola long black candle menguatkan bahwa saham ini sedang tertekan.


TIM RISET CNBC INDONESIA

 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular