Kemarin Sempat Menguat, Harga CPO Lanjut Melemah

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 March 2019 12:12
Hingga pukul 12:00 WIB, harga CPO kontrak acuan Juni di Bursa Derivatives Malaysia Exchange terkoreksi 0,61% ke posisi MYR 2.123/ton
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali amblas pada perdagangan hari Kamis (27/3/2019).

Hingga pukul 12:00 WIB, harga CPO kontrak acuan Juni di Bursa Derivatives Malaysia Exchange terkoreksi 0,61% ke posisi MYR 2.123/ton setelah naik 0,19% pada perdagangan Rabu kemarin (26/3/2019).



Dalam sepekan, harga CPO terpangkas 2,26% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini tercatat naik terbatas 0,09%.

Perhatian pelaku pasar masih tertuju pada inventori minyak sawit Malaysia yang dikhawatirkan akan meningkat lagi pada bulan Maret.

Pada bulan Februari lalu, inventori minyak sawit di Malaysia secara mengejutkan naik sebesar 1,3% ke posisi 3,05 juta ton, berdasarkan laporan resmi Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Padahal kala itu pelaku pasar memprediksi adanya kontraksi inventori akibat produksi sawit yang turun. Berdasarkan data historis, memang produksi akan turun di sekitar awal tahun (Desember-Februari) akibat adanya faktor musiman.

Sedangkan produksi pada bulan Maret sejatinya hampir selalu mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Ini berkaitan dengan faktor musiman dan adanya panen raya.

Bila permintaan tidak meningkat pesat, maka besar kemungkinan inventori makin menumpuk.

Namun pada hari Rabu (20/3/2019, surveyor kargo Societe Generale de Surveillance (SGS), mengatakan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-20 Maret mencapai 925,4 ribu ton naik 0,8% dari periode yang sama bulan Februari yang sebesar 918 ribu ton.

Kabar tersebut dapat sedikit mengurangi ketakutan banjir pasokan yang dialami oleh pelaku pasar. Tapi hanya sedikit.

Pasalnya masih ada 10 hari yang belum dicatat. Alhasil pelaku pasar berjaga-jaga sembari menunggu riiis data resmi ekspor sawit dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Karena bila volumenya turun lagi, tumpukan pasokan miyak sawit di pasar global dapat membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) menjadi timpang. Kala itu terjadi, harga CPO berpotensi menukik.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Inventori Masih Penuh, Harga CPO Terendah Dalam 1 Minggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular