
Fokus Investor
AISA Tersandung Penggelembungan Dana, KAEF Siap Rights Issue
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 March 2019 07:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan kemarin, Rabu (27/3/2019), dengan pelemahan sebesar 0,39% ke level 6.444,74.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG di antaranya: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 4,11%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 2,71%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 5,07%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 3,93%, dan PT Astra International Tbk (ASII) 0,7%.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,85%, indeks Hang Seng naik 0,56%, dan indeks Straits Times naik 0,02%.
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2019), dibuka.
1. Ada Penggelembungan Dana, BEI akan Panggil Direksi AISA
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food terkait Hasil Investigasi Berbasis Fakta PT Ernst & Young Indonesia (EY) yang disampaikan manajemen baru kepada Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihaknya secara intens terus melakukan pemantauan terhadap TPS Foods hingga memastikan operasional perusahaan tetao berjalan normal. Pihak bursa juga akan meminta klarifikasi kepada direksi saat ini.
"Kalau seperti itu yang bisa kita jangkau saat ini kita panggil manajemen yang sekarang untuk meminta klarifikasi jadi yang bisa masih wilayah kontrol bursa adalah entitas dan yang di dalamnya ada kepengurusan sekarang. Di situ kita minta penjelasan nanti, kita yakinkan dan kita akan undang dengar pendapat," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/3).
Selanjutnya bursa akan meminta rencana perusahaan mengenai hal apa yang dilakukan setelah rilisnya hasil investigasi tersebut.
2. Joko Mogoginta Melawan, Siapkan Jawaban Hasil Investigasi EY
Setelah menyebut bahwa hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) atas laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2017 ngawur, Stefanus Joko Mogoginta, mantan direktur utama perseroan mengatakan tengah menyusun rencana untuk menjawab hasil investigasi tersebut. "Sedang kita susun. Tunggu saja," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3).
Namun sekali lagi Joko tidak bersedia menguraikan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Pasalnya, sebelumnya Joko juga memberikan komentar terkait hasil investigasi yang menurutnya ngawur. Manajemen AISA juga enggan mengomentari panjang lebar pernyataan Joko tersebut. Hanya mengatakan bahwa hasil investigasi dari EY tersebut disampaikan apa adanya.
Hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan bahwa adanya penggelembungan nilai Rp 4 triliun oleh manajemen yang saat itu dipimpinnya pada beberapa pos akuntansi. Tak hanya penggelembungan dana yang nilainya Rp 4 triliun, ditemukan juga adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
3. Lepas Treasury Stock, WTON Butuh Dana Rp 700 M
Emiten beton pracetak, PT Wika Beton Tbk (WTON) memastikan akan melepas saham treasury atau saham simpanan milik perseroan sebanyak 377,15 juta lembar tahun ini.
Pelepasan saham treasury tersebut dilakukan perusahaan mencari alternatif sumber pendanaan untuk belanja modal (capital expenditures) tahun 2019 sebesar Rp 700 miliar, naik dari target sebelumnya Rp 400 miliar.
Direktur Utama Waskita Beton, Hadian Pramudita menjelaskan, batas akhir melepas saham treasury tersebut pada Oktober 2019, nilai saham yang dilepas itu setara 4,33% dari modal.
"Oktober 2019 itu batas waktunya, mudah-mudahan selama 3 bulan ini signfikan, harganya bisa kebaca, bisa lepas," ungkap Hadian, saat jumpa pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 pada Rabu (27/3/2019) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
4. BCA Umumkan Akuisisi Bank Kecil di Juni
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan mengumumkan perihal rencana akuisisi bank pada bulan Juni mendatang kepada pemegang saham. Sebelumnya disampaikan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan pada 11 April.
Namun, Jahja menegaskan pengumuman soal akuisisi bank tidak akan dilakukan pada RUPS tersebut. Pihaknya akan meminta persetujuan pemegang saham untuk akuisisi pada RUPS Luar Biasa (LB) yang akan dilaksanakan Bulan Juni.
"Kita harus mendapatkan persetujuan RUPS. Kalau belum diputus di RUPS kita belum boleh ngomong. 11 April kita belum siap, mungkin ada RUPS-LB sesudah itu. Mudah-mudahan Juni," kata Jahja usai acara Peluncuran Synergy di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
5. Usai Caplok Phapros, Kimia Farma Siap Rights Issue Rp 3 T
Emiten produk farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) siap menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 2-3 triliun guna memperbesar pendanaan guna ekspansi bisnis.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menargetkan rights issue tersebut dapat diterbitkan tahun ini. Pembahasan mengenai rencana strategis tersebut masih dikaji lebih lanjut dengan pemerintah selaku pemegang saham dwiwarna (golden share) perseroan.
"Saat ini, sedang dalam proses kajiannya dengan pemegang saham dwiwarna," kata Basyir, usai acara penandatanganan jual beli saham PT Phapros Tbk (PEHA) antara perseroan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
6. Medco Power Akan Rilis Surat Utang Rp 1,2 T
PT Medco Power Indonesia, sayap bisnis penyedia listrik milik raksasa migas swasta PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), segera menawarkan surat utang senilai Rp 1,2 triliun.
Berdasarkan keterangan dua pelaku pasar surat utang, Medco sudah menunjuk empat sekuritas sebagai penjamin emisi penerbitan efek bersifat pendapatan tetap tersebut.
"Keempatnya yaitu PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM)," ujar seorang eksekutif perusahaan sekuritas, kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/3/19).
(prm) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG di antaranya: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 4,11%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 2,71%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 5,07%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 3,93%, dan PT Astra International Tbk (ASII) 0,7%.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,85%, indeks Hang Seng naik 0,56%, dan indeks Straits Times naik 0,02%.
1. Ada Penggelembungan Dana, BEI akan Panggil Direksi AISA
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food terkait Hasil Investigasi Berbasis Fakta PT Ernst & Young Indonesia (EY) yang disampaikan manajemen baru kepada Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihaknya secara intens terus melakukan pemantauan terhadap TPS Foods hingga memastikan operasional perusahaan tetao berjalan normal. Pihak bursa juga akan meminta klarifikasi kepada direksi saat ini.
"Kalau seperti itu yang bisa kita jangkau saat ini kita panggil manajemen yang sekarang untuk meminta klarifikasi jadi yang bisa masih wilayah kontrol bursa adalah entitas dan yang di dalamnya ada kepengurusan sekarang. Di situ kita minta penjelasan nanti, kita yakinkan dan kita akan undang dengar pendapat," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/3).
Selanjutnya bursa akan meminta rencana perusahaan mengenai hal apa yang dilakukan setelah rilisnya hasil investigasi tersebut.
2. Joko Mogoginta Melawan, Siapkan Jawaban Hasil Investigasi EY
Setelah menyebut bahwa hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) atas laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2017 ngawur, Stefanus Joko Mogoginta, mantan direktur utama perseroan mengatakan tengah menyusun rencana untuk menjawab hasil investigasi tersebut. "Sedang kita susun. Tunggu saja," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3).
Namun sekali lagi Joko tidak bersedia menguraikan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Pasalnya, sebelumnya Joko juga memberikan komentar terkait hasil investigasi yang menurutnya ngawur. Manajemen AISA juga enggan mengomentari panjang lebar pernyataan Joko tersebut. Hanya mengatakan bahwa hasil investigasi dari EY tersebut disampaikan apa adanya.
Hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan bahwa adanya penggelembungan nilai Rp 4 triliun oleh manajemen yang saat itu dipimpinnya pada beberapa pos akuntansi. Tak hanya penggelembungan dana yang nilainya Rp 4 triliun, ditemukan juga adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
3. Lepas Treasury Stock, WTON Butuh Dana Rp 700 M
Emiten beton pracetak, PT Wika Beton Tbk (WTON) memastikan akan melepas saham treasury atau saham simpanan milik perseroan sebanyak 377,15 juta lembar tahun ini.
Pelepasan saham treasury tersebut dilakukan perusahaan mencari alternatif sumber pendanaan untuk belanja modal (capital expenditures) tahun 2019 sebesar Rp 700 miliar, naik dari target sebelumnya Rp 400 miliar.
Direktur Utama Waskita Beton, Hadian Pramudita menjelaskan, batas akhir melepas saham treasury tersebut pada Oktober 2019, nilai saham yang dilepas itu setara 4,33% dari modal.
"Oktober 2019 itu batas waktunya, mudah-mudahan selama 3 bulan ini signfikan, harganya bisa kebaca, bisa lepas," ungkap Hadian, saat jumpa pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 pada Rabu (27/3/2019) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
4. BCA Umumkan Akuisisi Bank Kecil di Juni
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan mengumumkan perihal rencana akuisisi bank pada bulan Juni mendatang kepada pemegang saham. Sebelumnya disampaikan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan pada 11 April.
Namun, Jahja menegaskan pengumuman soal akuisisi bank tidak akan dilakukan pada RUPS tersebut. Pihaknya akan meminta persetujuan pemegang saham untuk akuisisi pada RUPS Luar Biasa (LB) yang akan dilaksanakan Bulan Juni.
"Kita harus mendapatkan persetujuan RUPS. Kalau belum diputus di RUPS kita belum boleh ngomong. 11 April kita belum siap, mungkin ada RUPS-LB sesudah itu. Mudah-mudahan Juni," kata Jahja usai acara Peluncuran Synergy di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
5. Usai Caplok Phapros, Kimia Farma Siap Rights Issue Rp 3 T
Emiten produk farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) siap menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 2-3 triliun guna memperbesar pendanaan guna ekspansi bisnis.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menargetkan rights issue tersebut dapat diterbitkan tahun ini. Pembahasan mengenai rencana strategis tersebut masih dikaji lebih lanjut dengan pemerintah selaku pemegang saham dwiwarna (golden share) perseroan.
"Saat ini, sedang dalam proses kajiannya dengan pemegang saham dwiwarna," kata Basyir, usai acara penandatanganan jual beli saham PT Phapros Tbk (PEHA) antara perseroan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
6. Medco Power Akan Rilis Surat Utang Rp 1,2 T
PT Medco Power Indonesia, sayap bisnis penyedia listrik milik raksasa migas swasta PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), segera menawarkan surat utang senilai Rp 1,2 triliun.
Berdasarkan keterangan dua pelaku pasar surat utang, Medco sudah menunjuk empat sekuritas sebagai penjamin emisi penerbitan efek bersifat pendapatan tetap tersebut.
"Keempatnya yaitu PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM)," ujar seorang eksekutif perusahaan sekuritas, kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/3/19).
(prm) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular