
Gelisah Brexit, Reli Penguatan Wall Street Terhenti Hari Ini?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 March 2019 20:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street cenderung melemah pada perdagangan hari ini (26/3/2019). Hingga berita ini dimuat kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 43,73 poin dan 2,15 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan terkoreksi sebesar 3,76 poin.
Reli Wall Street pada perdagangan sebelumnya nampaknya tidak akan terjadi lagi hari ini.
Sentimen negatif bukan datang dari Negeri Paman Sam, karena pasar obligasi pemerintah tidak lagi menunjukkan pergerakan inversi pada kurva imbal hasil (yield). Sentimen justru datang dari perkembangan perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit).
Pada hari ini, parlemen Inggris akan menggelar pemungutan suara terkait opsi yang akan diambil setelah proses Brexit ternyata terbukti lebih sulit dari yang dibayangkan semua pihak. Pasca referendum Brexit digelar pada 2016 silam, hingga saat ini belum ada opsi yang jelas untuk membawa keluar Inggris dari Uni Eropa.
Dilansir Reuters, Parlemen Inggris menawarkan sekitar 16 opsi, termasuk di antaranya: tidak ada Brexit sama sekali (No Brexit), referendum kedua, Inggris tetap berada di wilayah kepabeanan dan pasar tunggal Uni Eropa, meloloskan proposal Brexit yang diajukan May, hingga meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (No-Deal Brexit).
Kalau sampai opsi No-Deal Brexit yang diambil, Inggris dan Uni Eropa tak bisa lagi leluasa berdagang dengan tarif yang rendah atau tanpa tarif sama sekali seperti yang selama ini terjadi. Tarif dalam perdagangan Inggris-Uni Eropa akan mengacu kepada standar dari WTO yang pastinya lebih tinggi.
Lebih lanjut, meski akhirnya Parlemen Inggris berhasil memutuskan satu opsi, tapi pihak pemerintah Inggris belum tentu berkomitmen untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa dia tidak dapat menjanjikan bahwa pemerintah akan menerapkan hasil pemungutan suara dari Parlemen jika hasil yang keluar tidak pernah dinegosiasikan dengan Uni Eropa sebelumnya, atau jika hasilnya bertolak belakang dengan janji kampanye May di tahun 2017 lalu.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data jumlah perdagangan internasional Januari pada pukul dan neraca perdagangan kuartal 4 pada pukul 20:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/roy) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun
Reli Wall Street pada perdagangan sebelumnya nampaknya tidak akan terjadi lagi hari ini.
Sentimen negatif bukan datang dari Negeri Paman Sam, karena pasar obligasi pemerintah tidak lagi menunjukkan pergerakan inversi pada kurva imbal hasil (yield). Sentimen justru datang dari perkembangan perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit).
Dilansir Reuters, Parlemen Inggris menawarkan sekitar 16 opsi, termasuk di antaranya: tidak ada Brexit sama sekali (No Brexit), referendum kedua, Inggris tetap berada di wilayah kepabeanan dan pasar tunggal Uni Eropa, meloloskan proposal Brexit yang diajukan May, hingga meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (No-Deal Brexit).
Kalau sampai opsi No-Deal Brexit yang diambil, Inggris dan Uni Eropa tak bisa lagi leluasa berdagang dengan tarif yang rendah atau tanpa tarif sama sekali seperti yang selama ini terjadi. Tarif dalam perdagangan Inggris-Uni Eropa akan mengacu kepada standar dari WTO yang pastinya lebih tinggi.
Lebih lanjut, meski akhirnya Parlemen Inggris berhasil memutuskan satu opsi, tapi pihak pemerintah Inggris belum tentu berkomitmen untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa dia tidak dapat menjanjikan bahwa pemerintah akan menerapkan hasil pemungutan suara dari Parlemen jika hasil yang keluar tidak pernah dinegosiasikan dengan Uni Eropa sebelumnya, atau jika hasilnya bertolak belakang dengan janji kampanye May di tahun 2017 lalu.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data jumlah perdagangan internasional Januari pada pukul dan neraca perdagangan kuartal 4 pada pukul 20:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/roy) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun
Most Popular