
Duh! Sudah 4 Hari Harga CPO Berada di Zona Merah
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
27 March 2019 15:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali amblas pada perdagangan hari Rabu (27/3/2019).
Hingga pukul 15:00 WIB, harga CPO kontrak acuan Juni di Bursa Derivatives Malaysia Exchange terkoreksi 0,66% ke posisi MYR 2.118/ton setelah berkurang 0,37% pada perdagangan Selasa kemarin (26/3/2019).
Dalam sepekan, harga CPO terpangkas 2,13% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini tercatat melemah 0,14%.
Pergerakan harga CPO masih terus mendapat tarikan ke bawah dari ketakutan pelaku pasar akan banjir pasokan.
Pasalnya, pada bulan Februari lalu, inventori minyak sawit di Malaysia secara mengejutkan naik sebesar 1,3% ke posisi 3,05 juta ton, berdasarkan laporan resmi Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Padahal kala itu pelaku pasar memprediksi adanya kontraksi inventori akibat produksi sawit yang turun. Berdasarkan data historis, memang produksi akan turun di sekitar awal tahun (Desember-Februari) akibat adanya faktor musiman.
Memang benar, pada bulan Februari produksi minyak sawit Malaysia tercatat turun sebesar 11,1% dibanding bulan sebelumnya.
Akan tetapi, bila dibandingkan dengan Februari 2018, masih tercatat meningkat 15,7%.
Sedangkan nilai volume ekspor periode Februari 2019 turun lebih dalam, yang mana tercatat lebih rendah 21,3% dibanding bulan sebelumnya.
Alhasil stok minyak sawit di Malaysia bulan Februari 2019i masih dibukukan dengan kenaikan sebesar 1,3% di posisi 3,04 juta ton, lebih tinggi dibanding stok per Februari 2018 yang hanya 2,47 juta ton.
Produksi minyak sawit di bulan Maret juga diprediksi akan naik. Sebab berdasarkan data historis, produksi sawit di bulan Maret hampir selalu mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Pada tahun 2018, produksi minyak sawit bulan Maret naik 17,2% menjadi 1,54 juta ton dibanding bulan sebelumnya.
Bila terbukti benar, maka stok berpotensi naik lagi dan membebani keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar global.
Pelaku pasar masih menantikan rilis data resmi perkembangan produksi, ekspor dan inventori minyak sawit di Malaysia oleh MPOB.
Meski demikian bulan Ramadhan berpotensi membawa berkah bagi pergerakan harga CPO.
Pasalnya pada bulan tersebut, umat Islam di Asia Tenggara, India, dan Bangladesh biasa melakukan buka puasa bersama yang cenderung meningkatkan konsumsi minyak goreng.
Konsumen biasanya akan membeli stok sekitar 1 atau 2 bulan sebelum Ramadhan untuk menghindari kenaikan harga.
Mengingat bulan Ramadhan akan jatuh sekitar awal Mei, maka konsumsi CPO berpotensi meningkat mulai pertengahan Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sempat Rebound, Pelemahan CPO Berpotensi Berlanjut
Hingga pukul 15:00 WIB, harga CPO kontrak acuan Juni di Bursa Derivatives Malaysia Exchange terkoreksi 0,66% ke posisi MYR 2.118/ton setelah berkurang 0,37% pada perdagangan Selasa kemarin (26/3/2019).
Dalam sepekan, harga CPO terpangkas 2,13% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini tercatat melemah 0,14%.
Pergerakan harga CPO masih terus mendapat tarikan ke bawah dari ketakutan pelaku pasar akan banjir pasokan.
Pasalnya, pada bulan Februari lalu, inventori minyak sawit di Malaysia secara mengejutkan naik sebesar 1,3% ke posisi 3,05 juta ton, berdasarkan laporan resmi Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Padahal kala itu pelaku pasar memprediksi adanya kontraksi inventori akibat produksi sawit yang turun. Berdasarkan data historis, memang produksi akan turun di sekitar awal tahun (Desember-Februari) akibat adanya faktor musiman.
Memang benar, pada bulan Februari produksi minyak sawit Malaysia tercatat turun sebesar 11,1% dibanding bulan sebelumnya.
Akan tetapi, bila dibandingkan dengan Februari 2018, masih tercatat meningkat 15,7%.
Sedangkan nilai volume ekspor periode Februari 2019 turun lebih dalam, yang mana tercatat lebih rendah 21,3% dibanding bulan sebelumnya.
Alhasil stok minyak sawit di Malaysia bulan Februari 2019i masih dibukukan dengan kenaikan sebesar 1,3% di posisi 3,04 juta ton, lebih tinggi dibanding stok per Februari 2018 yang hanya 2,47 juta ton.
Produksi minyak sawit di bulan Maret juga diprediksi akan naik. Sebab berdasarkan data historis, produksi sawit di bulan Maret hampir selalu mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Pada tahun 2018, produksi minyak sawit bulan Maret naik 17,2% menjadi 1,54 juta ton dibanding bulan sebelumnya.
Bila terbukti benar, maka stok berpotensi naik lagi dan membebani keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar global.
Pelaku pasar masih menantikan rilis data resmi perkembangan produksi, ekspor dan inventori minyak sawit di Malaysia oleh MPOB.
Meski demikian bulan Ramadhan berpotensi membawa berkah bagi pergerakan harga CPO.
Pasalnya pada bulan tersebut, umat Islam di Asia Tenggara, India, dan Bangladesh biasa melakukan buka puasa bersama yang cenderung meningkatkan konsumsi minyak goreng.
Konsumen biasanya akan membeli stok sekitar 1 atau 2 bulan sebelum Ramadhan untuk menghindari kenaikan harga.
Mengingat bulan Ramadhan akan jatuh sekitar awal Mei, maka konsumsi CPO berpotensi meningkat mulai pertengahan Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sempat Rebound, Pelemahan CPO Berpotensi Berlanjut
Most Popular