Asing Sibuk Jualan, IHSG Balik Arah ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 March 2019 10:40
Asing Sibuk Jualan, IHSG Balik Arah ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka menguat 0,16%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini justru nyaman bergerak ke zona merah pada perdagangan Rabu ini (27/3/2019). Pada pukul 10:17 WIB, IHSG melemah 0,2% ke level 6.457,02.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang sedang ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 0,62%, indeks Hang Seng menguat 0,57%, indeks Straits Times naik 0,23%, dan indeks Kospi juga naik 0,12%.

Optimisme dalam menyambut negosiasi dagang AS-China yang akan digelar di Beijing pada hari Kamis dan Jumat (28-29 Maret) mendorong pelaku pasar melakukan aksi beli di bursa saham regional.


Dalam negosiasi kali ini, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan melakukan dialog dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He untuk mencoba mencapai kesepakatan dagang.

Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.


Jika kedua negara bisa mencapai kesepakatan dagang, besar kemungkinan bahwa pengenaan bea masuk tersebut akan dihapuskan dan mendorong laju perekonomian kedua negara. Hal ini menjadi sangat penting guna mencegah perekonomian China mengalami hard landing pada tahun ini.

Sebagai informasi, pemerintah China belum lama ini resmi memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini menjadi di kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Aksi jual yang dilakukan investor asing membuat IHSG harus pasrah jatuh ke zona merah. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 78 miliar. Investor asing melakukan aksi jual setelah kemarin (26/3/2019) sudah membukukan beli bersih senilai Rp 338,9 miliar.

Pelemahan rupiah membuat investor asing tak lagi mau masuk ke pasar saham tanah air. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.205/dolar AS.

Dolar AS memang sedang perkasa pada hari ini, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,17%. Ketidakpastian terkait dengan proses perceraian Inggris-Uni Eropa (Brexit) membuat dolar AS selaku safe haven menjadi incaran investor.


Hingga kini, parlemen Inggris masih terbelah, belum ada suara yang bulat untuk mengarah ke sebuah perjanjian perceraian dengan Uni Eropa.

Pada Rabu waktu setempat, parlemen akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan langkah yang akan diambil terkait dengan Brexit.

Beberapa opsi yang mencuat antara lain Inggris dan Uni Eropa akan berdiskusi kembali soal wilayah kepabeanan setelah resmi bercerai, Inggris tetap berada di wilayah kepabeanan tunggal Uni Eropa, atau menerapkan seperti Norwegia yaitu Inggris tetap berada di pasar tunggal Uni Eropa tetapi tidak masuk di wilayah kepabeanan.


Jika parlemen tak juga bisa mencapai kesepakatan, maka terdapat peluang Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (No-Deal Brexit). Hal ini dipastikan akan memukul laju perekonomian Inggris dan Uni Eropa secara signifikan.

Sejatinya, rilis data ekonomi AS tak mendukung bagi greenback untuk membukukan penguatan. Kemarin, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2019 versi The Conference Board diumumkan di level 124,1, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 132,1, seperti dilansir dari Forex Factory. Nilai IKK pada bulan Maret juga lebih rendah dari capaian bulan Februari yang sebesar 131,4.

Namun ya itu tadi, ketidakpastian terkait dengan proses Brexit membuat dolar AS menjadi primadona pada hari ini.

Sebanyak 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah PT Astra International Tbk/ASII (Rp 67,4 miliar), PT MNC Land Tbk/KPIG (Rp 10,5 miliar), PT JAPFA Tbk/JPFA (Rp 10,3 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 9,8 miliar), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk/ITMG (Rp 8,3 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular