Fakta dan Data: Resesi, Resesi, dan Resesi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 March 2019 08:28
Kabar kemungkinan Amerika Serikat (AS) jatuh ke dalam resesi membayangi pergerakan pasar keuangan global kemarin, Selasa (26/3/2019).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar kemungkinan Amerika Serikat (AS) jatuh ke dalam resesi membayangi pergerakan pasar keuangan global kemarin, Selasa (26/3/2019).

Pada penutupan perdagangan Senin waktu AS, inversi yield obligasi pemerintah bertenor 3 bulan dan 10 tahun yang terjadi sejak Jumat pekan lalu semakin parah.

Jika pada hari Jumat yield obligasi AS tenor 3 bulan lebih tinggi sebesar 0,7 bps dari yield obligasi AS tenor 10 tahun, pada penutupan perdagangan Senin nilainya sudah mencapai 3,6 bps.

Pada Selasa, yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun perlahan menguat ke posisi 2,42% meninggalkan posisi terendahnya sejak Desember 2017 meski masih terinversi dengan yield tenor tiga bulan.


Inversi pada tenor 3 bulan dan 10 tahun diyakini para pelaku pasar sebagai konfirmasi dari potensi datangnya resesi di AS.

Data ekonomi AS memang sedikit lesu. Bank sentral AS Federal Reserve pekan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini menjadi hanya 2,1%, dari yang sebelumnya 2,3% pada proyeksi bulan Desember.

Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat menjadi hanya 1,9%.

Para ekonom dari Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (NABE) dalam laporan triwulanan mereka yang dirilis Senin (25/3/2019) juga memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan melambat lebih lanjut pada tahun 2020, dengan pertumbuhan hanya 2%.

Meski untuk sementara ini proyeksi resesi pada tahun 2020 tetap rendah, namun kemungkinan itu terus meningkat, kata mereka, mengutip AFP.

Fakta dan Data: Resesi, Resesi, dan ResesiMantan Gubernur The Fed Janet Yellen (Foto: reuters)

Namun, baik para ekonom NABE maupun Presiden Federal Reserve (The Fed) wilayah Chicago Charles Evans, pada Senin, menyatakan meski perekonomian AS melambat namun secara keseluruhan masih bagus, dan peluang terjadinya resesi di bawah 25%.

Di hari yang sama Janet Yellen, mantan bos The Fed periode 2014-2018, menyatakan tidak melihat adanya risiko inflasi. Namun, inversi yield obligasi yang tengah terjadi merupakan tanda bahwa tingkat suku bunga The Fed terlalu tinggi.
(prm/prm) Next Article Gawat! Tanda-tanda Resesi AS Kian Terlihat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular